BK ITB Gelar Pelatihan Penanganan Darurat Mahasiswa: Menyongsong Kesejahteraan Mental di Lingkungan Kampus
Oleh M. Naufal Hafizh
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Bimbingan Konseling Institut Teknologi Bandung (BK ITB) menggelar “Pelatihan Penanganan Darurat Mahasiswa” bagi tenaga administrasi, di ruang 9311, Laboratorium Teknik VI Lantai 1, Jumat (22/12/2023). Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan penanganan pertama kesehatan mental bagi para tenaga administrasi.
Penanganan keadaan darurat kesehatan mental sangat penting untuk memberikan bantuan awal sebelum mendapatkan perawatan profesional dari ahli yang berwenang. Upaya ini untuk memberikan ketenangan, mengurangi kecemasan, dan mencegah potensi bahaya lebih serius.
Kepala Seksi Bimbingan dan Konseling, Ratih Ratnawati, A.Md., mengatakan, ketepatan tindakan pertolongan pertama sangat penting dalam proses penyembuhan.
"Cepatnya tindakan pertolongan pertama dapat memengaruhi penyembuhan dan bahkan dapat menyelamatkan jiwa korban," ujarnya. Oleh karena itu, pelatihan ini penting untuk meningkatkan kapasitas tenaga administrasi dalam menangani situasi darurat di lingkungan mahasiswa.
Psikolog yang menjadi narasumber pelatihan tersebut, Yefentriawati Kasdi, S.Psi., M.Psi., menyampaikan bahwa sekitar 2/3 mahasiswa mengalami krisis kesehatan mental dan hampir 1/3 mengalami depresi. "Faktor-faktor seperti tekanan akademik, stres finansial, dan ketidakpastian terhadap jurusan dapat memicu krisis ini," tuturnya.
Pada kesempatan tersebut psikolog lainnya, Dra. Isriana, menyampaikan tentang Psychological First Aid (PFA), suatu pendekatan praktis untuk memberikan perawatan dasar kesehatan mental.
"Penting bagi tenaga administrasi untuk bisa memberikan bantuan yang tepat, dengan fokus pada mendengarkan, mengenali, dan melindungi dari dampak negatif lebih lanjut," ujarnya.
Terdapat tiga prinsip utama PFA, yakni Look (mengamati), Listen (dengarkan tanpa menekan), dan Link (bantu menjalin koneksi dengan profesional).
Beliau juga memberikan tiga tindakan praktis PFA, yaitu Butterfly Hug, 478, dan 5 Fingers, yang dapat membantu meredakan kecemasan. Peserta pelatihan tidak hanya mendengarkan teori tetapi juga terlibat dalam praktik.
Di sisi lain, beliau mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan mental penolong itu sendiri. "Sebelum menolong orang lain, kita harus menjaga kesehatan mental diri sendiri," tuturnya.
Kegiatan ini dihadiri 41 tenaga administrasi ITB. Harapannya, para peserta dapat memberikan pelayanan dan pertolongan pertama yang efektif bagi mahasiswa di lingkungan kampus ITB.
Reporter: Satria Octavianus Nababan (Teknik Informatika, 2021)