Buat Aplikasi “Jepret”, Tim Mahasiswa ITB Raih Juara 1 Jamkrindo Hackathon 2019

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id –  Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung menciptakan sebuah aplikasi bernama Jepret. Aplikasi tersebut berguna sebagai pelengkap dan pembaharu data UMKM di Indonesia yang beroperasi dengan cara mengajak masyarakat untuk melakukan peninjauan (review) dan pendokumentasian UMKM yang ada di sekitarnya.


Pada aplikasi Jepret, pengguna dapat melihat daftar UMKM di sekitarnya dan saat berada di salah satu UMKM, pengguna dapat menjawab beberapa pertanyaan untuk memenuhi data UMKM pada database jamkrindo. Setelah menjawab pertanyaan, pengguna akan diarahkan untuk menjepret alias memfoto lokasi usaha. Jepretan atau hasil foto pengguna ini akan dianalisis lebih lanjut dengan memvalidasi data yang diterima.

Aplikasi tersebut dibuat oleh Cornelius Yan Mintareja (IF 16) sebagia ketua tim, Feby Eliana Tengry (STI 17), Christzen Leonardy (IF 16), Gabriel Bentara Raphael (IF 16), dan Muhammad Aditya Hilmy (STI 17). Lewat aplikasi tersebut mereka berhasil menjadi juara 1 Jamkrindo Hackathon 2019, sebuah kompetisi skala nasional yang diselenggarakan oleh Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) di Jakarta pada 9 – 13 Juli 2019 lalu.

Mengangkat tema “Smart Access Technology”, Jamkrindo Hackathon 2019 merupakan kompetisi yang dirancang untuk menyelesaikan masalah internal Jamkrindo. Jenis kompetisi ini yakni hackathon di mana peserta diminta merealisasikan ide yang telah diajukan dalam waktu 48 jam. Peserta kompetisi ini berasal dari berbagai kalangan, baik mahasiswa, masyarakat umum, bahkan start-up.

Dijelaskan Cornelius, perlombaan ini terdiri dari tahap pengumpulan proposal serta tahap final. Dari 41 proposal yang diterima, hanya 10 tim yang masuk ke tahap hackathon. Kesepuluh tim kemudian merealisasikan ide mereka serta mempresentasikan hasilnya di depan juri. Dari 10 tim, 3 di antaranya adalah dari mahasiswa, sisanya peserta yang sudah bekerja.

Fitur Unggulan Jepret

Fitur-fitur penting aplikasi Jepret telah diujicobakan pada final Jamkrindo Hackthon. Fitur ini meliputi verifikasi dan review, yang dapat diakses untuk jenis usaha UMKM di sekitar pengguna. Foto yang diinput akan diproses dengan teknologi image processing untuk validasi data. Kemudian juga terdapat dashboard Jamkrindo di mana pihak Jamkrindo dapat melihat data UMKM dan menyetujui pinjaman yang diajukan UMKM yang telah lengkap datanya. Terakhir, terdapat laporan hasil data analytics di mana pihak Jamkrindo dan UMKM dapat melihat semua laporan hasil analisis data. Fitur insentif pengguna juga tak kalah menarik karena tentu akan banyak bermafaat bagi pengguna.



“Kami sangat bersyukur bisa dapat pencapaian ini. Gak nyangka bisa jadi juara 1, malah sempat pesimis awalnya,” tutur Feby, salah satu anggota tim saat diwawancara Reporter Humas ITB.

Ia juga mengungkapkan bahwa pengalaman berharga ini memberi banyak insight baru. Seperti ternyata banyak kegiatan di sekitar yang masih dapat dioptimasi dengan perkembangan teknologi. Ide-ide kreatif sangat berharga dan kita sebagai generasi muda harus terus berinovasi untuk membantu menyelesaikan masalah di sekitar dengan mengintegrasikan teknologi.

Jamkrindo merupakan Perusahaan Umum yang memiliki pelanggan dengan jumlah yang sangat besar. Dalam memberikan kredit, tentu Jamkrindo harus mempertimbangkan prospek Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari data yang dikumpulkan. Semakin besar jumlah customer Jamkrindo, maka proses pendataan akan semakin banyak pula, baik untuk kepentingan verifikasi maupun validasi. 

Hingga saat ini, Jamkrindo masih menggunakan cara konvensional untuk memperoleh data dan melakukan verifikasi UMKM. Cara ini yakni dengan menggunakan tenaga outsource yang mengunjungi UMKM dan mengsi data secara manual. Selain mahal, cara ini terkadang menghasilkan data yang kurang lengkap dan tidak terverifikasi dengan baik.

“Lalu tim kami memperkenalkan Jepret. Jepret hadir sebagai solusi yang memberdayakan masyarakat indonesia dan kemajuan teknologi untuk meningkatkan efektivitas pemenuhan data UMKM”, jelas Feby.

Dampak dari memanfaatkan masyarakat umum adalah UMKM tidak perlu melakukan pembaharuan data secara manual ke Jamkrindo dan data yang diperoleh akan lebih up to date. Selain itu, insentif yang diberikan kepada pengguna setiap selesai melakukan verifikasi akan mendorong pengguna untuk terus melakukan verifikasi sehingga semakin memudahkan pembaharuan data.

“Setiap selesai melakukan verifikasi UMKM, pengguna aplikasi Jepret akan mendapatkan insentif,” kata Feby.

Reporter : Annisa Nur Diana (Teknik Lingkungan 2015)