Buat Sistem Pendeteksi Kepemilikan Sampah saat Konser, Tim NETA ITB Juara 2 Yokogawa Indonesia Student Paper Competition 2024

Oleh Angra Eni Saepa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), yang tergabung dalam tim Neta menjadi juara 2 Yokogawa Indonesia Student Paper Competition 2024, Selasa (2/7/2024).

Tim Neta terdiri atas tiga mahasiswa dari program studi Teknik Fisika dan Sistem dan Teknologi Informasi, yaitu Deftendy Virgiatman, Ananda Abdul Hafizh, dan Adrian Muhammad Rayhan Farhani.

Yokogawa Indonesia Student Paper Competition 2024 merupakan kompetisi paper yang diselenggarakan Yokogawa Indonesia berkolaborasi dengan program studi Teknik Fisika ITB dan Teknik Fisika ITS.

Kompetisi bertema “Industry 4.0 and Digital Transformation to Achieve Sustainable Development Goals” ini terbagi menjadi tiga subtopik, yaitu net zero emissions, well being, serta circular economy.

Untuk mengikuti kompetisi, mahasiswa harus menjalani tiga tahapan seleksi, yaitu extended abstract, full paper, serta video and live presentation.

Dalam kompetisi tersebut, Tim Neta mengembangkan karya inovatif, yaitu sebuah sistem berbasis IoT yang terintegrasi dengan fungsi kontrol dan monitor pergerakan sampah di arena konser bernama IoTrash. Inovasi ini dirancang untuk memecahkan permasalahan Sustainable Development Goals poin ke 6, 7, 11, 12, dan 13.

Menurut Ananda Abdul Hafiz, salah seorang anggota tim Neta, sistem IoT yang mereka buat terdiri atas tiga kumpulan subsistem dengan cara kerja yang berbeda namun terintegrasi. Subsistem tersebut adalah subsistem mesin identifikasi, subsistem mesin validasi, dan subsistem website.

“Setiap barang yang dibawa oleh pengunjung akan di-scan oleh mesin. Hasil scan dari mesin tersebut akan menghasilkan data potensi barang yang menjadi sampah serta sebaran datanya. Data tersebut selanjutnya akan diubah menjadi data kepemilikan sampah,” katanya.

   

Selain itu, sistem yang mereka buat memiliki regulasi kepenggunaan untuk pengunjung konser. Ketika jumlah sampah yang dikembalikan pengunjung saat keluar tidak sebanyak jumlah sampah yang berada pada data kepemilikan sampah miliknya, maka pengunjung tersebut akan mendapatkan denda.

Namun, jika pengunjung mengembalikan sampah dengan jumlah yang sesuai dengan data kepemilikan sampah hasil pindaian mesin, pengunjung akan mendapatkan reward.

Dalam merancang dan menyusun karya inovasi IoTrash ini, Tim Neta merasakan berbagai kesulitan dan tantangan. Pertama, Tim Neta belum melakukan simulasi dan pengujian sistem secara akurat. Kedua, mereka belum memikirkan mekanisme kerja dari mesin yang digunakan untuk memindai tas pengunjung sehingga diperlukan tinjauan lebih lanjut. Ke depannya, Tim Neta akan melakukan evaluasi lebih mendalam agar sistem yang mereka konsep dapat diimplementasikan dengan sempurna. Mereka berharap dapat berkolaborasi dengan pihak lain agar dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan.

Reporter: Angra Eni Saepa (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)