Bus Transnangor : Penghubung Multi Kampus ITB

Oleh Adhitia Gesar Hanafi

Editor Adhitia Gesar Hanafi

BANDUNG, itb.ac.id - ITB sebagai institusi perguruan tinggi dengan konsep lebih dari satu lokasi kampus (multi kampus), menjadikan  mahasiswa program sarjana ITB terbagi kedalam dua lokasi kampus yaitu kampus ITB Ganesha bagi seluruh mahasiswa program sarjana ITB dan kampus ITB Jatinagor bagi para mahasiswa Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati - Program Rekayasa (SITH-R) dan dua program studi baru dilingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) Program Studi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan dan Program Studi Teknologi dan Pengelolaan Sumber Daya Air serta Program Studi Kewirausahaan dibawah naungan Sekolah Bisnis dan Management (SBM). 

Kedua lokasi kampus yang cukup berjauhan, ITB Ganesha berada di Kota Bandung dan ITB Jatinangor yang berada diwilayah administratif Kabupaten Sumedang, menjadikan kedua lokasi kampus kurang terhubung secara mudah terlebih lagi bagi para mahasiswa program sarjana ITB yang aktif melakukan berbagai macam kegiatan kemahasiswaan seperti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan kegiatan dibawah naungan kabinet Keluarga Mahasiswa-ITB (KM-ITB). Sebagai solusi untuk mengatasi jarak yang timbul akibat multi kampus ITB, TEC (Techno Entrepreneur Club)-ITB bekerjasama dengan advokasi kabinet KM-ITB 2014, membentuk suatu terobosan baru sarana transportasi Transnangor yang mampu menghubungakn kedua lokasi kampus ITB.

Program Transnagor tahun ini merupakan program lanjutan dari transnagor sebelumnya yang telah sukses dan berhasil menjadi jembatan penghubung bagi para mahasiswa yang aktif berkegiatan kemahasiswaan di kampus ITB ganesha, namun menjalankan kegiatan akademik di kampus Jatinangor. Berbeda dari tahun sebelumnya, program Transnagor kali ini tidak hanya mengandalkan sarana mobil travel berkapasitas 10 orang, bus dengan kapasitas angkut 30 orang siap mengantarkan semangat berkegiatan kemahasiswaan para mahasiswa ITB Jatinangor. Bus yang mulai dioperasikan Senin (15/09/14), siap melayani seluruh mahasiswa ITB yang akan pergi dari ITB-Jatinagor menuju ITB-Ganesha maupun sebaliknya. Dari ITB-Ganesha sendiri, halte bus terletak didepan toko buku ITB dan bus berangkat sebanyak tiga kali sehari dari Senin-Jumat yaitu pada pukul 06.45, 11.00, dan 17.00, sedangkan untuk ITB-Jatinangor, halte bus terletak didepan asrama ITB-Jatinangor dan jam keberangkatan bus dari Jatinangor adalah pukul 08.00, 13.00, dan 18.30.

Dalam wawancara bersama Azmi Roqi (Elektro 2013) sebagai Ketua Eksternal TEC-ITB, dan Afaf S. Ashari (Rekayasa Kehutanan 2012) sebagai deputi transnangor kementrian advokasi KM-ITB, mereka berharap bahwa program transnagor 2 dapat menjadi solusi untuk mengatasi jarak bagi ITB multi kampus, sehingga para mahasiswa yang ingin melakukan berbagai macam kegiatan kemahasiswaan dapat terfasilitasi. "Harapanya, mahasiswa dapat menggunakan fasilitas ini dengan baik, sehingga para mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan kemahasiswaan di kampus Ganesha dapat terbantu.Dengan adanya bus ini, diharapkan unit-unit kemahasiswaan dapat terbantu ketika ingin mencari suasana dan pengalaman baru melakukan kegiatan kemahasiswaan di ITB-Jatinangor," tutur Azmi. 

Saat ini, unit kegiatan kemahasiswaan yang cukup aktif melakukan kegiatan kemahasiswaan  di kedua lokasi kampus ITB adalah Marching Band Waditra Ganesha-ITB (MBWG-ITB). MBWG-ITB sesekali melakukan latihan di kampus ITB-Jatinangor dan bus menjadi sarana transportasi yang sangat membantu karena pengangkutan barang menjadi lebih mudah untuk dilakukan. "Harapannya, sistem transnagor ini dapat berjalan berkelanjutan dan menjadi fasilitas penggerak semangat berkemahasiswaan mahasiswa multi kampus ITB," tutur Afaf.

 

Sebagai salah satu pengguna bus transnagor, Royan (Rekayasa Hayati 2011) mengutarakan opininya mengenai bus transnagor. "Busnya nyaman, dan cepat," tutur Royan. Sebagai Kepala Divisi Hubungan Luar Himpunan Mahasiswa Rekayasa Hayati (HMRH), Royan memerlukan sarana trasnportasi yang mampu menghubungkan kedua lokasi kampus, mengingat kegiatan perkuliahan dilakukan di ITB-Jatinangor, dan kegiatn kemahasiswaan masih banyak dan terpusat dilakukan di ITB-Ganesha. Royan berharap, kedepanya jumlah armada bus dapat bertambah dan jadwal keberangkatan menjadi lebih sering.