Cerita Mahasiswa ITB Anisa Edi Setiyani Jadi Delegasi Muda World Water Forum ke-10 di Bali
Oleh M. Naufal Hafizh
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Institut Teknologi Bandung (ITB) 2021, Anisa Edi Setiyani (15421064), menjadi salah seorang delegasi muda yang terpilih untuk mewakili pemuda Indonesia di Ajang World Water Forum (WWF) ke-10 yang diselenggarakan di Provinsi Bali, Indonesia.
Acara yang berlangsung dari tanggal 18-25 Mei 2024 ini dihadiri lebih dari 190 negara yang terdiri atas berbagai kalangan untuk membahas isu-isu kritis dan solusi inovatif terkait krisis air yang terjadi di berbagai negara di dunia.
World Water Forum merupakan konferensi air tertinggi di dunia yang telah dilaksanakan sebanyak sepuluh kali sejak tahun 1997. Konferensi ini mendatangkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, komunitas, privat sektor, dan media. Tujuannya untuk mendorong kebijakan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.
Forum tersebut diadakan oleh World Water Council (WWC) dan host country, yang pada tahun 2024 ini digelar di Nusa Dua, Bali, Indonesia.
Anisa Edi Setiyani menjadi Bali Youth Representative (BYR) yaitu representatif pemuda dalam advokasi kebijakan terkait air melalui pembuatan Road Map Policy yang terdiri atas lima subtema, yakni: Water Security and Prosperity; Water for Humans and Nature; Disaster Risk Reduction and Management; Governance, Cooperation, and Hydro-diplomacy; Sustainable Water Finance, and Knowledge and Innovation.
Dirinya terpilih sebagai salah seorang dari 60 perwakilan pemuda dari berbagai belahan dunia dengan proporsi 30 pemuda dari Indonesia dan 30 pemuda dari luar negeri setelah mengikuti serangkaian seleksi seperti curriculum vitae dan motivation letter.
Dalam pembuatan Road Map Policy, Anisa tergabung dalam tim Sustainable Water Finance yang terdiri atas empat anggota lainnya, yakni Abdurahman Aliyu (Nigeria), Felix Yegon (Kenya), Ghurav Thapak (India), dan Vebtasvili (Indonesia). Mereka mendiskusikan skema funding melalui green sustainable finance yang dalam prosesnya dibantu seorang profesional. Hasil Road Map Policy ini akan dipresentasikan di depan panelis dan menjadi bagian dari inputan untuk Bali Youth Plan.
Selain terlibat dalam pembuatan Road Map Policy, Anisa mengikuti serangkaian kegiatan lainnya seperti Bali Raincraft Hackathon yang mencoba mengatasi masalah banjir di Lapangan Puputan Renon Bali dengan Minecraft. Dia pun mengikuti program terkait mangrove di Tanjung Benoa, bahkan berkesempatan mengunjungi langsung penanaman mangrove.
Anisa mengikuti beberapa panel sesi diskusi seperti Peran Pemuda dalam isu air, Citarum Harum sebagai inisiasi pembaharuan sungai, dan isu terkait air di Afrika.
Melalui World Water Forum ini, Anisa berkesempatan memperoleh jejaring yang luas dengan beragam latar belakang. Selain itu, dia semakin sadar pentingnya pemahaman terkait air mulai dari kelangkaan hingga pendanaannya.
“Kegiatan World Water Forum ini memberikan saya kesempatan untuk berkenalan dengan banyak orang hebat dari berbagai belahan dunia,” ungkapnya.
Ke depannya, Anisa berharap dapat berkontribusi mengangkat isu terkait air dalam kesehariannya sebagai mahasiswa dan anak muda.
“Untuk saya pribadi, setelah sesi forum selesai saya ingin berkontribusi lebih untuk mengangkat isu air dalam keseharian saya. Saya juga berharap semua orang bisa mendapatkan air bersih yang layak, bahkan air minum layak yang bisa kita konsumsi langsung dari keran,” katanya.
Reporter: Angra Eni Saepa (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)