Coaching Clinic ALSI ITB: Mencetak Generasi Unggul bersama Beasiswa LPDP

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Foto ilustrasi (Sumber: freepik.com)

BANDUNG, itb.ac.id--Program Coaching Clinic ALSI (Alumni Sipil) ITB yang berlangusng sebulan sekali kembali diselenggarakan pada Minggu, 06 Juni 2021. Acara ini digelar melalui platform daring Zoom. Pada kesempatan ini dibawakan tema Peran Lulusan Teknik Sipil dalam Membangun SDM Unggul Indonesia bersama Beasiswa LPDP.

Kegiatan ini dibuka dengan sambutan oleh Endra Susila, S.T, M.T., Ph.D., Kaprodi Teknik Sipil ITB. Dalam sambutannya, Endra menyampaikan rasa terima kasihnya kepada panitia, peserta, dan Dwi Larso yang menjadi narasumber pada Coaching Clinic ALSI ITB kali ini. Harapannya peserta yang mayoritas lulusan atau mahasiswa teknik sipil dapat memanfaatkan program yang diselenggarakan LPDP dengan sebaik-baiknya. “Di mana pun tempatnya, harus bisa menjadi pioneer atau tulang punggung pembangunan bangsa dan negara yang kita cintai, negara Indonesia,” pesan Endra sebagai penutup.

Narasumber yang hadir ialah Dwi Larso, Ph.D., dosen SBM ITB yang merupakan alumni Teknik Industri ITB angkatan 1984. Kini ia menjabat sebagai Direktur Beasiswa LPDP. Dwi bergabung dengan LPDP pada Mei 2020.

Ia mengatakan, proses rekrutmen beasiswa LPDP sedikit mengalami perubahan di era pandemi Covid-19. Pada September tahun lalu, rekrutmen Beasiswa LPDP dibuka dengan kapasitas yang terbatas. Saat itu hanya bisa mendukung dokter spesialis, pendidik, dan pelajar SD serta SMP yang sekolahnya tidak berjalan akibat pandemi melalui pengiriman mahasiswa S1 yang dapat membantu proses pembelajaran. Demikian program yang bisa dijalankan selama tahun 2020.

Di tahun 2021, LPDP lebih siap dan berjalan secara sistematis, masif, dan terstruktur. Pendaftaran tahap awal Beasiswa LPDP telah ditutup bulan Juni ini, namun akan ada program lainnya yang akan dibuka pada Agustus nanti. “Ini program besar. Tujuannya adalah lulusan kita cepat bekerja, ada mentor jika ingin menjadi entrepreneur, dan cepat mencetak bisnis,” imbuh Dwi Larso.

Dana yang diberikan untuk LPDP sekitar Rp70 triliun dan dana ini dapat dimanfaatkan hingga generasi berikutnya. Di tengah pandemi, pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan dana ini. Harapannya dapat terus meningkat hingga mencapai Rp100 triliun. Dana bagi hasil ini digunakan untuk beasiswa dan program riset lainnya. Penerima Beasiswa LPDP harus memenuhi syarat administrasi, syarat kemampuan bahasa Inggris, kriteria akademik (tes bakat skolastik/letter of acceptance), kriteria kebangsaan, dan kriteria kepemimpinan.

Dwi menyebutkan gelar tidak akan berguna jika berperilaku tidak jujur dan tidak berintegritas. Ibaratnya bukan mencerahkan, tetapi menggelapkan oleh perilaku orang yang intelek yang menjual intelektualnya untuk kepentingan lain. Dwi juga berpesan sebagai kaum intelek harus senantiasa memberi pencerahan, bukan menjerumskan kawan-kawan lain yang kurang terdidik.

Informasi selengkapnya terkait Beasiswa LPDP dapat mengunjungi beasiswalpdp.kemenkeu.go.id atau beasiswa.kemdikbud.go.id.
Reporter: Hanan Fadhilah Ramadhani (Teknik Sipil Angkatan 2019)