Mycotech, Start-Up Alumni ITB yang Memanfaatkan Bahan Organik Jadi Material Bangunan

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id -- Berangkat dari ide bisnis yang ramah lingkungan, Alumni Institut Teknologi Bandung sukses membuat start-up yang menginovasikan daur ulang limbah pertanian untuk dijadikan material bangunan. Start-up tersebut bernama Mycotech yang didirikan oleh Adi Reza Nugroho (Arsitektur ITB 2007), Robbi Zidna Ilman (Arsitektur ITB 2007), Ronaldiaz Hartantyo (Arsitektur ITB 2007), Arekha Bentang (Mikrobiologi ITB 2008), dan Annisa Wibi Ismarlanti (Ekonomi Pembangunan Unpad 2007).

Kepada Reporter Humas ITB, Robbi menceritakan, ide membuat bisnis tersebut berawal dari usaha Growbox, yaitu bisnis media tanam dari jamur yang sudah dikembangkan sejak tahun 2012. Setelah eksis di dunia packing media tanam jamur itu, mereka kemudian mulai meneliti media tanam jamur untuk diinovasikan menjadi material bangunan. Hingga lahirlah Mycotech.

Mycotech adalah sebuah start-up yang membuat material komposit serta kulit yang ramah lingkungan. Hal ini karena material yang dibuat merupakan produk daur ulang dari limbah pertanian. Limbah pertanian yang dipakai adalah yang mengandung selulosa, seperti serbuk kayu, tandan kosong, kelapa sawit, ampas serat tebu, dan lain-lain. Produknya juga menggunakan perekat alami yang didapat dari miselium jamur.

”Dilatarbelakangi oleh keilmuan arsitektur yang didapat sejak kuliah. Lalu mengetahui bahwa material bangunan kebanyakan menggali dari tanah yang bisa merusak alam, sedangkan, di lain hal, ada berjuta ton limbah pertanian yang tidak dimanfaatkan,” kata Robbi saat ditanya motif dan ketertarikan kelompoknya saat memulai bisnis ramah lingkungan ini.

Mycotech memiliki dua jenis produk, yakni Biobo dan Mylea. Biobo adalah decorative panel untuk elemen dinding interior, sedangkan Mylea adalah material kulit yang dijadikan jurnal, sepatu, dompet, tas, jam tangan dan produk modis lainnya.



Mycotech berhasil sukses di Kickstarter, salah satu crowdfunding platform global paling terkenal di dunia. Mycotech kini telah dipasarkan di Batam, Bali, Bandung, dan Jakarta. Namun tak hanya dipasarkan di dalam negeri, Mycotch tentunya juga dikomersilkan secara internasional, yaitu di Singapura, Korea, Jerman, dan seluruh dunia melalui Kickstarter.

Selain bisnis, mereka juga turut mengajak masyarakat untuk semakin mengerti dampak dari pemakaian produk yang kerap kali merusak lingkungan. Karena bagi mereka, menjaga lingkungan dan mempertahankannya tetap asri adalah tugas bersama.

Start-up yang didirikan empat tahun silam ini telah banyak menorehkan prestasi. Mereka sempat menjadi Juara 2 Wirausaha Muda Mandiri tahun 2015, Juara 2 Shell Live Wire World Innovation Awards 2016, Juara 3 GIST Demo Day GIST Initiative, dan Juara 2 Wienerberger CBME Innovation Day 2018.

Untuk kedepannya, Robbi dan tim menargetkan untuk bisa menyuplai material Mylea ke merek-merek ternama. Begitupula, dengan Biobo yang diharapkan dapat dipasarkan ke lebih banyak penjuru dunia.  “Saya juga berharap semoga masyarakat semakin mengenal material terbarukan dan semakin sadar terhadap kebutuhan lingkungan sekitar,” tutup Robbi, Chief Operating Officer Mycotech. 

Reporter: Evita Sonny (Manajemen, SBM 2018)