Course SAPPK ITB: Merencanakan Pembangunan Infrastruktur di Pulau Kecil
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id – Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Universiti Sains Malaysia (USM) dan Politeknik Pariwisata Lombok, menyelenggarakan program Winter School 2023, melalui Zoom Meeting, 15 hingga 16 September 2023.
Salah satu rangkaian program tersebut ialah International Virtual Course bertema “Small Island Planning” yang menghadirkan beberapa pemateri, salah satunya dari SAPPK ITB, Prof. Dr. Sri Maryati, S.T, MIP. Beliau menyampaikan materi tentang pembangunan infrastruktur di pulau kecil.
Beliau menjelaskan elemen-elemen infrastruktur yang meliputi transportasi, irigasi, pasokan air dan sanitasi, telekomunikasi, listrik, distribusi minyak dan gas, pengelolaan limbah padat, serta fasilitas publik dan sosial harus menjadi perhatian dalam pembangunan infrastruktur. Infrastruktur dalam konteks pulau kecil, yang melibatkan economies of scale, hierarchy of settlement & infrastructure, range and threshold, serta keterbatasan sumber daya seperti lahan dan air tawar juga perlu dipikirkan.
"Penting untuk memahami beberapa kendala infrastruktur di pulau kecil seperti dana yang terbatas dan jarak yang jauh atau tidak terhubung dengan pulau utama," tuturnya.
Aspek lain yang perlu diperhatikan ialah elemen fisik dari infrastruktur, termasuk pasokan air, sanitasi, transportasi, pengelolaan air hujan, energi, penggunaan sumber daya lokal, infrastruktur berkelanjutan, dan desentralisasi layanan.
Sementara itu, dosen SAPPK ITB lainnya, Bagas Dwipantara Putra, S.T, M.T., Ph.D., menyampaikan materi berjudul “Waterfront City Planning for Small Island”.
Beliau menjelaskan, urban design yang merupakan seni menciptakan tempat bagi manusia, berkaitan dengan kualitas ruang publik, baik secara fisik maupun sosial budaya, serta pembuatan tempat yang dapat dinikmati dan digunakan oleh masyarakat. Urban design berfokus pada kepentingan manusia serta nilai dan signifikansi tempat tersebut yang terikat oleh faktor-faktor ekonomi dan politik.
Tujuan dari urban design adalah mengatur bangunan-bangunan agar menjadi lebih harmonis dan manusiawi, serta mengendalikan pertumbuhan fisik bangunan dan lingkungannya. Urban design menciptakan koneksi antara manusia dan tempat, pergerakan dan bentuk perkotaan, alam dan struktur yang dibangun.
Urban design bukan hanya tentang perencanaan perkotaan, tetapi juga tentang merancang kota, jalan, dan ruang-ruang. “Ini melibatkan proses kolaboratif dan multidisiplin untuk membentuk lingkungan fisik untuk kehidupan, yakni seni menciptakan tempat,” ujar beliau.
Urban design mencakup desain bangunan, kelompok bangunan, ruang dan lanskap, serta menetapkan kerangka kerja dan prosedur yang akan memberikan pengembangan yang sukses oleh berbagai pihak dari waktu ke waktu.
Beliau menyebutkan berbagai elemen desain perkotaan, termasuk penggunaan lahan, bentuk dan massa bangunan, sirkulasi dan parkir, ruang terbuka, tanda-tanda, dukungan aktivitas, dan pelestarian. Selain itu, pendekatan desain urban yang ramah terhadap air pun amat penting, yang mengintegrasikan siklus air perkotaan, termasuk pengelolaan air hujan, air tanah, air limbah, dan pasokan air, untuk meminimalkan degradasi lingkungan dan meningkatkan daya tarik estetika dan rekreasi kota.
Penulis: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)
Editor: M. Naufal Hafizh