Desain Produk ITB dan Musashino Art University Gelar Workshop Ke-8
Oleh Cintya Nursyifa
Editor Cintya Nursyifa
BANDUNG, itb.ac.id – ITB kembali diramaikan dengan kedatangan mahasiswa Jepang dari Musashino Art University. Kedatangan rombongan dalam mewujudkan kerjasama dengan program studi Desain Produk ITB ini adalah langkah nyata dalam kegiatan yang berjudul . Acara ini resmi digelar pada Senin-Rabu (06-15/03/17). Upacara pembukaan dlangsungkan di Plaza Widya diikuti perkenalan dalam barisan yang mengitari kolam “Indonesia Tenggelam”. Kegiatan dilanjutkan dengan prosesi potong pita dan lepas balon sebagai tanda hilangnya pembatas dari kedua negara. Setelah upacara selesai, seluruh mahasiswa mengikuti orientasi di ruang kelas. Opening ceremony secara formal diadakan pada malam hari sebagai tanda resminya acara ini dibuka yaitu oleh Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Dr. Imam Santosa, M.Sn.
Mahasiswa Desain Produk ITB
Untuk menambah ragam kegiatan, panitia mengadakan kegiatan ekskursi pada hari Rabu (08/03/17). Dalam ekskursi ini, seluruh mahasiswa dibagi ke dalam 2 tim dengan 2 destinasi yaitu, industri rotan di Cirebon dan industri bambu di Garut. Selain itu, tiap harinya diselenggarakan workshop desain produk di gedung CADL (Center for Art, Design, and Languange) dengan tema karya berbahan dasar bambu dan rotan.
Pameran ini berada dalam bimbingan Prof. Takaaki Bando dan Prof. Shinichi Ito dari Musashino Art University. Kegiatannya sendiri mencakup design brainstorming, talkshow, eksplorasi, presentasi, dan selanjutnya prototyping yang dibantu pengrajin khusus bambu dan rotan yang didatangkan dari luar kota. Bamboo and Rattan Workshop ini merupakan program kerjasama rutin antara Desain Produk ITB dengan Musashino Art University. Harmoni kolaborasi yang mumpuni terefleksi dengan sudah terselenggarakan program ke-8 pada tahun ini. Ghia (Desain Produk 2013) mengungkapkan perasaannya yang senang meskipun merasa lelah selama berkegiatan karena suasana bahagia yang terekspresi dari para pesertanya baik dari mahasiswa ITB maupun mahasiswa Jepang. Lebih lagi bertambahnya teman baru dapat memperluas lingkungan belajar, bergaul, dan bekerja sama dengan orang asing
“Bukan sekedar rekreasi bareng aja tapi juga belajar saling memahami dan bekerja sama di kelas, kayak ngikutin pelajaran sehari-hari biasa aja tapi sama orang-orang yang jauh berbeda sama kita. Menurut aku ini bekal yang bagus banget,” tutur Ghia. Perbedaan budaya nampaknya menjadi keutamaan sendiri dalam membiasakan kebiasaaan baik yang bisa ditularkan satu sama lain. Hal ini dirasa menjadi nilai yang berharga yang didapatkan sepanjang workshop berlangsung.
.
sumber dokumentasi: media KM ITB