IRO ITB Sosialisasikan Kuliah di Inggris Bagi Alumni ITB Lewat Jardine Scholarship
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – International Relation Office (IRO) ITB mengadakan acara pertemuan dengan alumni penerima beasiswa Jardine pada Minggu (5/6/2022). Judul dari pertemuan ini adalah From ITB to Oxbridge with The Jardine Scholarship. Tagline dari pertemuan ini adalah “take your life journey from Ganesha to the Dreaming Spires and the Great Bridge”.
Acara dibuka oleh Andika Putra Pratama, Ph.D., sebagai Kepala Divisi Hubungan Internasional. “IRO ITB sudah mengatur program beasiswa Jardine selama beberapa tahun. Karena sosialisasi dan minat terjadi peningkatan pelamar, maka proses seleksi di IRO ITB menjadi lebih kompetitif. Pada tahun lalu ada 46 pelamar lalu diseleksi lagi secara internal menjadi 16 pelamar lalu dari 16 pelamar diseleksi lagi menjadi 10 pelamar yang selanjutnya akan dikirimkan ke Jardine Foundation. Jardine Foundation melakukan seleksi menjadi 3 pelamar dan yang berhasil diterima di Oxbridge ada 2 pelamar.”
“Jardine Foundation merupakan CSR dari Jardine Matheson Group yang berbasis di Inggris. Perusahaan di bawah naungan Jardine Matheson Group yang sudah diketahui secara umum adalah Astra International, IKEA, dan Mandarin Oriental Hotel yang merupakan lokasi wawancara para kandidat. Beasiswa Jardine sudah ada sejak 1982,” Prama Putra dari jurusan Matematika angkatan 2011 yang saat ini menempuh studi di University of Oxford.
Dia menambahkan, penerima beasiswa dari Indonesia sudah ada dari 2004, tetapi pada 2009 Jardine Foundation baru mengadakan kerja sama dengan KBRI. Pada mulanya beasiswa diberikan pada pelamar master dan Ph.D., namun tidak ada ikatan komitmen dengan perusahaan.
Lebih lanjut Prama menjelaskan, kriteria untuk diterima Beasiswa Jardine adalah skor kemampuan bahasa Inggris seperti IELTS yang baik, nilai akademik yang baik, WNI, kondisi kesehatan yang baik, dan memenuhi kriteria beasiswa. Kemampuan bahasa Inggris yang lebih sering digunakan di Oxford dan Cambridge adalah IELTS, walaupun TOEFL juga dapat diterima.
Nilai akademik berdasarkan dari IP sebagai standar utama bersumber dari transkrip. WNI jadi syarat karena program ini diberikan khusus orang Indonesia. Kondisi kesehatan digunakan untuk pengajuan visa, yaitu salah satunya tes negatif untuk TBC. Pelamar memenuhi kriteria yang ada seperti pengalaman pelamar mengenai leadership dan fellowship sehingga dapat menunjukkan kegiatan seperti himpunan dan organisasi agar menjadi orang yang spesial.
Saran yang diberikan dari penerima beasiswa sebelumnya adalah tidak perlu takut untuk memberikan informasi prestasi dan kegiatan selama kuliah di ITB mulai dari himpunan, organisasi, perlombaan, dan kepanitiaan. Hal ini karena Jardine tertarik dengan pelamar yang memiliki peran dalam komunitas tempat pelamar berada.
Pelamar harus sudah mengetahui supervisor dari universitas yang dipilih agar kemungkinan penerimaan lebih tinggi. Selain itu, pelamar juga berlatih wawancara dalam bahasa Inggris sehingga dapat menunjukkan kemampuan secara lugas. Terakhir, jangan takut untuk mencoba.
Reporter: Alvina Putri Nabilah (Biologi, 2019)