Perkembangan Infeksi HPV dan Imunologi, SITH ITB Gelar Kuliah Tamu
Oleh Teguh Yassi Akasyah
Editor Teguh Yassi Akasyah
"Kuliah tamu ini bertujuan untuk memberikan pembekalan lebih kepada mahasiswa dan dosen mengenai imunologi. Seperti yang kita ketahui, permasalahan kanker servik pada wanita sangat marak terjadi, khususnya pada negara berkembang," tutur Dr. Marselina Irasonia Tan, Ph.D (Dosen Biologi ITB) sebagai moderator dalam kuliah tamu tersebut. Kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak ditakuti kaum wanita. Berdasarkan data yang ada, dari sekian banyak penderita kanker di Indonesia, penderita kanker serviks mencapai sepertiga nya. Kondisi ini banyak terjadi di negara berkembang, yaitu hamper 50 persen wanita di negara berkembang terserang penyakit ini. Kanker serviks tersebut disebabkan oleh HPV bertipe 16 atau 18.
Dr. Bladimiro Rinco dan timnya berhasil melakukan sebuah penelitian mengenai hal tersebut, tepatnya mengenai mekanisme infeksi dan kemampuan HPV menghindar dari imun bawaan. Penelitian yang dilakukan lebih berhubungan dengan sistem imun manusia, yaitu imun innate. Sistem imun innate adalah kekebalan alami atau pertahanan paling awal pada manusia untuk mengeliminasi mikroba patogen bagi tubuh. Artinya semua bentuk mikroba yang masuk akan dieliminasi tanpa memperhatikan jenis dari mikroba itu. Pada imunitas bawaan ini memiliki dua sistem pertahanan, pertahanan tingkat pertama dan pertahanan tingkat kedua. Pada pertahanan tingkat pertama tubuh akan dilindungi dari segala macam mikroba patogen yang menyerang tubuh secara fisik, kimia dan flora normal. Dan pertahanan kedua yang dilakukan oleh tubuh untuk melawan mikroba patogen meliputi fagosit, inflamasi demam dan substansi antimikroba.
Penelitian tersebut dipusatkan pada modulator kekebalan tubuh, yaitu interleukin-1beta (IL-1beta). "Dalam sel sehat, modulator ini hadir sebagai prekursor tidak aktif yang disebut pro-IL-1beta. Ketika virus menyerang sel, prekursor dibelah oleh enzim ke dalam bentuk biologis aktif dan dikeluarkan untuk melawan virus. Penelitian ini bertitik karena HPV sebagai virus ganas kerap berhasil melawan sistem imun tersebut," jelas Dr. Bladimiro Rinco.
Dalam penelitiannya, Dr. Bladimiro Rinco turut menuturkan bahwa pemodifikasian biokimia genek turut berperan untuk membentuk vaksin untuk melawan kondisi tersebut. Terkait kanker serviks, penanganannya sangatlah memutuhkan biaya yang sangat mahal, dan tentu saja belum tentu dapat menyembuhkan. Saat ini, laoratorium DKFZ turut mengembangkan vaksin tersebut dengan menggunakan dasar penelitian yang dilakukan oleh Dr. Bladimiro Rinco. "Perkembangan mengenai sistem imun ini sangat penting, tentu saja ilmu yang dijelaskan terkait imunologi ini diperlukan untuk menjaga tubuh kita," tambah Dr. Marselina.
Sumber gambar: dokumentasi pribadi dan www.labpitta.com.