Desanesha: Aplikasi Infokan Masalah Desa kepada Pakar ITB
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id — Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Lembaga Penelitan, dan Pengabdian Masyarakat ITB, melakukan inovasi di bidang pengabdian masyarakat dengan meluncurkan aplikasi bernama “desanesha”.
Aplikasi tersebut dapat menjembatani komunikasi kepala desa di seluruh Indonesia dengan para pakar ITB terkait permasalahan yang dihadapi di desa terkait.
Latar belakang dibuat aplikasi desanesha adalah karena sulitnya kepala desa di daerah untuk mengakses informasi ataupun berkomunikasi dengan para pakar dari berbagai universitas. Selain itu, aplikasi ini mampu memberi kesempatan bagi para dosen muda untuk turut berkarya selayaknya dosen senior yang telah memiliki pengalaman dan jejaring di daerah.
Demikian disampaikan Sekretaris Bidang Pengabdian Masyarakat LPPM ITB, Deny Willy Junaidy, Ph.D., dalam acara sosialisasi aplikasi desanesha untuk dosen, Selasa (8/11/2022). Aplikasi desanesha merupakan perwujudan ITB sebagai kampus yang locally relevant lewat pengabdian masyarakat yang berbudaya ilmiah unggul. Saat ini desanesha sudah dapat diunduh secara luas di Google Play maupun App Store.
Deny mengungkapkan alasan terciptanya aplikasi desanesha adalah sebagai bentuk kolaborasi pembangunan antara pihak perguruan tinggi dengan masyarakat desa. “Kita punya resource 1.350 dosen, peneliti, dan pakar ITB yang menurut pesan tridarma harus mengabdikan diri. Dari sisi aparatur desa sangat membutuhkan media penghubung, dan dosen ITB memerlukan media informasi tentang peta permasalahan desa.”
Aplikasi tersebut memiliki tampilan antarmuka yang berbeda untuk dosen dan kepala desa. Khusus untuk dosen, pendaftaran dilakukan dengan Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) dan bidang kepakaran yang spesifik. Aplikasi desanesha kemudian akan mengirimkan notifikasi apabila ada pelaporan masalah yang relevan dengan bidang tersebut. Pada halaman utama, dosen dapat menemukan 1.553 sebaran kegiatan hingga saat ini, dan akan terus bertambah seiring berkembangnya aplikasi.
Empat fitur utama yang telah ada dalam desanesha saat ini adalah sebagai berikut.
1. Jelajahi Jejak Pengabdian ITB
Fitur ini berisi database pengabdian yang telah dan sedang dilakukan.
2. Jelajahi Masalah Desa
Fitur ini masih kosong karena di bulan November baru dilakukan sosialisasi kepada para kepala desa. Nantinya fitur Jelajahi Masalah Desa akan berisi laporan berbagai permasalahan desa di seluruh Indonesia.
3. Desa ini Menunggu Respons Anda
Bekerja berdasarkan kata kunci permasalahan yang akan dilanjutkan melalui pesan WhatsApp yang dimoderasi oleh LPPM ITB sehingga akan ternotifikasi oleh beberapa pakar terkait.
4. Cari pakar ITB
Merupakan fitur yang lebih relevan untuk kepala desa agar mereka dapat langsung mencari pakar untuk permasalahan terkait.
Aplikasi desanesha juga memungkinkan diskusi masalah antara kepala desa dengan para pakar yang ada. Partisipasi dosen dalam diskusi ini bersifat sukarela sehingga desanesha tidak menjamin suatu hasil tertentu dalam diskusi tersebut. Pada kolom laporan di Desanesha, kepala desa wajib menandai persetujuan untuk bersedia mensinergikan sumber daya desa dan dana desa bersama aktivitas Pengabdian Masyarakat ITB yang dibiayai ITB untuk membantu persoalan desa.
“Beberapa waktu sebelumnya sudah terlaksana sebetulnya di program pengmas, beberapa kegiatan kepala desa yang datang ke ITB langsung menyatakan bahwa kami ingin menggunakan dana desa dan minta tenaga ahli serta program kegiatan pengabdian masyarakat di desa mereka,” ujar Deny.
Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)