Dialog Dosen dan Mahasiswa: Menegakan Integritas Akademik

Oleh asni jatiningasih

Editor asni jatiningasih

BANDUNG, itb.ac.id- Integritas merupakan sesuatu yang harus dibangun. Takut gagal, sistem pendidikan yang terlalu berorientasi nilai, dan ketidakmampuan dosen dalam menkomunikasikan bahan kuliah menjadi latar belakang mahasiswa menanggalkan integritasnya. Oleh karena itu, dosen sebagai pendidik, yaitu pembentuk sikap dan peningkat hasrat berfikir dituntut untuk turut memperbaiki sistem pendidikan.
Diskusi dosen dan mahasiswa bertempat di R.9311, Kamis(07/05/09), diselenggarakan oleh Komisi Pembelajaran Direktorat Pendidikan ITB dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional.

Dalam diskusi, dipaparkan data Direktorat Pendidikan ITB terkait kasus kecurangan akademik:
  • Tahun 2005: 3 kasus, 10 mahasiswa
  • Tahun 2006: 2 kasus, 2 mahasiswa
  • Tahun 2007: 0 kasus, 0 mahasiswa
  • Tahun 2008: 1 kasus, 1 mahaiswa
Selain dosen, mahasiswapun turut memaparkan pendapatnya mengenai kecurangan akademik. Pramudita Satria Palar, Mahasiswa Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB, menjelaskan beberapa tipe kecurangan akademik:
  1. Plagiarism, contoh:menyalin pekerjaan orang dan mengatasnamakan itu sebagai pekerjaan sendiri
  2. Fabrication, contoh: mengubah data praktikum
  3. Deception (menipu)
  4. Sabotage (sabotase)
  5. Cheating (mencontek)
  6. Professioral Misconduct (pilih kasih)
Pramudita juga menjelaskan bahwa mencontek akan berakibat pada menurunnya reputasi universitas, pengetahuan yang tidak berkembang, dan menumbuhkan bibit-bibit korupsi. Untuk menghentikannya, beberapa jalan yang dapat ditempuh misalnya membuat perjanjian antara dosen dan mahasiswa, memberi hukuman tegas pada pelaku kecurangan akademik, meminimalisasi jalan untuk mencontek saat ujian dengan memperketat pengawasan ujian, dan membangun karakter integritas pada mahasiswa.

Dari pihak dosen, menghimbau mahasiswa untuk selalu mengerjakan 'good work' dengan hasil yang excellent, bermanfaat, dan yang terpenting: dicapai dengan etika.