Dialog KM dengan Pemerintah Menanggapi Kenaikkan Harga BBM
Oleh asni jatiningasih
Editor asni jatiningasih
JAKARTA, itb.ac.id- Rabu (4/6) malam hari, Keluarga Mahasiswa (KM) ITB, perwakilan Himpunan Mahasiswa, dan perwakilan Unit Kajian menemui Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrie, dan Menteri Sekretaris Negara, Hatta Radjasa di Kantor Kesekretariatan Negara, Jakarta Pusat. Kedatangan KM dan rombongan bermaksud untuk berdialog dan memberikan solusi terkait kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM.
Dialog dimulai dengan presentasi Aburizal Bakrie mengenai realokasi subsidi BBM demi keadilan. Dalam paparannya, Aburizal menjelaskan latar belakang pemerintah menaikkan harga BBM. Naiknya harga minyak dunia (di atas $100 per barrel) meningkatkan defisit APBN akibat kenaikkan subsidi BBM dan listrik, sementara 73 persen subsidi lebih dinikmati kalangan ‘kaya’. Selain itu, perbedaan harga domestik dan internasional yang kian melebar menyebabkan konsumsi BBM tidak terkendalikan. Ditambah lagi dengan harga saham yang terus menurun, menimbulkan erosi kepercayaan pasar yang menyebabkan utang yang harus ditanggung pemerintah lebih tinggi. Upaya-upaya telah dilakukan pemerintah sebelum mengambil keputusan menaikkan harga BBM diantaranya melakukan penghematan belanja, mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor non-migas, menggunakan belanja resiko fiskal, memaksimalkan tambahan pinjaman program, meningkatkan lifting minyak, dan mengadakan langkah-langkah penghematan BBM dan listrik misalnya dengan program konversi minyak tanah ke LPG. Langkah-langkah penghematan juga telah dilakukan di lembaga kenegaraan seperti menunda belanja barang dan dengan cara himbauan (moral suasion).
Tanpa adanya kebijakan, seperti yang dijelaskan Aburizal, subsidi energi dalam APBN 2008 akan membengkak, tidak dapat dibiayai, dan menambah beban di tahun 2009. Saat ini index kemiskinan di Indonesia 14,2-16% dari total penduduk. Tanpa kebijakan, tingkat kemiskinan di tahun 2009 akan meningkat mencapai 19,5 %. Kemudian jika ketidakseimbangan terus terjadi, dikhawatirkan program-program pengurangan kemiskinan akan terganggu. “Kenaikkan harga minyak dunia dan kenaikkan BBM dalam negeri merupakan pilihan terakhir,” ujar Aburizal Bakrie. Hatta Radjasa menambahkan, kebijakan kenaikkan BBM bukan semata-mata untuk menutupi defisit APBN, tetapi yang lebih penting lagi untuk menyelamatkan bangunan ekonomi dengan kredibilitas. “Jika kebijakan ini tidak diambil, negeri ini collapse” ujar Hatta.
Setelah mendengarkan presentasi dari pihak pemerintah, Keluarga Mahasiswa menyampaikan beberapa solusi menanggapi kebijakan ini diantaranya peningkatan daya beli masyarakat, optimalisasi APBN, peningkatan lifting sesuai kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia, penghematan energi dan pendayagunaan energi alternatif, alih teknologi, revitalisasi sektor transportasi, dan renegosiasi kontrak perusahaan asing yang merugikan negara.
Dialog mengalir antara KM dan pihak pemerintah. KM memaparkan pendapat-pendapat masyarakat hasil survey mereka di lapangan -terkait kebijakan kenaikkan harga BBM- di depan Menko Kesra dan Mensesneg. KM juga memutar video yang memperlihatkan komentar dan harapan masyarakat kepada pemerintah pasca kenaikkan BBM. “Dalam video itu masyarakat terdengar pasrah dan menyerah, tetapi kami disini tidak akan menyerah untuk memperjuangkan nasib mereka,” ujar Shana Fatina, presiden Keluarga Mahasiswa ITB.