Dialog Seputar Adaptasi Kebiasan Baru di Lingkungan ITB

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

Safety, Ease dan Awareness
BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan dialog seputar Adaptasi Kebiasan Baru (AKB) di lingkungan ITB melalui video teleconference yang diikuti oleh Sivitas Akademika dan Tenaga Kependidikan ITB, Jumat (19/6/2020). Dialog tersebut menghadirkan Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah dan Tim Satgas COVID-19 ITB.


*Foto: Reza/Humas

Dialog tersebut diselenggarakan untuk menjelaskan kepada seluruh Sivitas Akademika dan Tenaga Kependidikan ITB bahwa pengambilan keputusan terkait pelaksanaan kegiatan-kegiatan perkuliahan dan riset di ITB selama masa pandemi COVID-19 berdasarkan pertimbangan dari berbagai aspek.

“Sebagai contoh, Surat Edaran Sekretaris Institut nomor 668/IT1.B03/HK.00/2020 tentang Perpanjangan Masa Transisi Menuju Budaya Adaptasi Kebiasaan Baru yang diterbitkan tanggal 12 Juni 2020 yang lalu, dalam masa transisi menuju AKB, penyusunan publikasi (surat edaran, red.) ini dikeluarkan setelah melalui pemikiran yang cukup panjang, berdasarkan masukan dari kawan-kawan Satgas COVID-19 ITB, juga berkoordinasi secara intensif dengan para pemegang kepentingan di Pemerintah Kota Bandung dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” ujar Rektor ITB, Prof. Reini saat membuka sesi dialog.

Dalam surat edaran tersebut, ITB menerapkan kebijakan pembatasan waktu kerja dengan menetapkan maksimum kehadiran 20% dari kapasitas pegawai dosen dan tenaga kependidikan untuk setiap  unit kerja yang melakukan kegiatan di kantor. Selebihnya dosen dan tenaga kependidikan dalam unit kerja terkait tetap bekerja dari rumah. Selain itu, ITB juga menerapkan dua waktu kerja, yakni pagi dari pukul 07.00 – 11.00 WIB dan siang dari pukul 13.00-17.00 WIB.

Pentingnya kolaborasi dan S.E.

Pada dialog tersebut, menghadirkan narasumber dari anggota Satgas COVID-19 ITB yaitu Nuning Nuraini (FMIPA-ITB), Udjiana S. Pasaribu (FMIPA ITB), Anggraini Barlian (SITH ITB), Sri Harjati Suhardi (SITH ITB), Herto Dwi Ariesyady (Direktur Sarana dan Prasarana ITB), Diky Mudhakir (Direktur Yankes ITB), Sonny Yuliar (Staf Ahli Sekretaris Institut ITB), Driejana (Ka-Satgas AMARI ITB), dr. Dwi Agustian (AMARI UNPAD-ITB) dan Ketua Tim Satgas COVID-19 ITB, Erna Arifin Giri-Rachman.

Dalam paparannya, para narasumber menyampaikan latar belakang terkait pengetahuan dan pengolahan data yang menjadi pendukung kebijakan yang dikeluarkan oleh Pimpinan ITB. Mulai dari gambaran umum terkait penyebaran virus dan usaha yang telah dilakukan mulai dari tingkat global sampai ITB, penyebaran virus secara nasional dan provinsi (Jawa Barat), juga pengetahuan terkait faktor risiko seperti umur dan penyakit penyerta. Dipaparkan pula bagaimana studi dan perhitungan statistik pegawai ITB dilakukan untuk mendukung kebijakan terkait masuknya sivitas akademik ITB secara bertahap.

Selain itu, dijelaskan pula bahwa prinsip S.E.A () menjadi salah satu landasan dalam pembuatan protokol AKB ITB, sehingga ITB akan berupaya secara maksimal untuk menyambut sivitas akademika kembali. Paparan terakhir ditutup dengan Aplikasi, Sistem Respon, dan Edukasi Amari (Aplikasi Mawas Diri atau AMARI) yang dikembangkan bersama antara Unpad dan ITB sebagai salah satu usaha kolaborasi. Berbagai usaha kolaborasi juga telah dilakukan secara global dan menjadi sesuatu yang sangat penting, yang menjadi kunci untuk menanggulangi pandemi ini.