Dies Emas ITB: Kuliah Umum Ketua BRR Aceh-Nias

Oleh kristiono

Editor kristiono

BANDUNG, itb.ac.id - Kepala Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias Dr. Kuntoro Mangkusubroto, menjelang usainya masa jabatan pada April 2009, Jumat (06/04/09) menyelenggarakan kuliah umum bertajuk "Jumpstarting Indonesia Reform: A case study from building back Aceh-Nias better" di Aula Timur ITB.
Salah satu pendiri SBM ITB ini menegaskan pentingnya integritas dalam mengemban tugas. Selama mengelola BRR, dirinya menjamin korupsi sistemik tidak pernah terjadi di lembaga itu. "Integrity is utmost", ujarnya yakin.

Kuntoro menceritakan pengalamannya dalam membangun kembali Aceh-Nias. Bagaimana dirinya mengkoordinasikan 1500 staf BRR dan menjalin komunikasi dengan 8000 relawan asing dari 600 NGO internasional. Menurut Kuntoro, tantangan paling besar justru meyakinkan rakyat Aceh sendiri akan tulusnya komitmen BRR dalam memberikan bantuan. Masyarakat Aceh, kata Kuntoro, trauma dengan kehadiran pihak luar yang selama 30 tahun justru terbukti memberikan efek buruk bagi mereka.

Selama empat tahun, BRR mengelola komitmen bantuan senilai 7,2 milliar dollar dan mengupayakan dana tersebut dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan kembali ratusan ribu rumah, sarana prasarana jalan, irigasi, sekolah, menyediakan tenaga guru, tenaga medis, dll.

Dalam kesempatan kuliah umum tersebut, Kuntoro ini mendemokan efektivitas sistem informasi database RAND (Recovery Aceh-Nias Database). Sistem yang mendapat penghargaan dalam kompetisi Government Technology Award, sebuah ajang kompetisi e-gov se-Asia Pasifik, terwujud sebagai komitmen BRR untuk menyediakan informasi dan pemantauan penggunaan dana bantuan yang dapat di akses secara real time. "Software ini adalah bagian dari komitmen kami untuk akuntabilitas", katanya.

"Sistem ini siap diadopsi oleh Provinsi Papua", Ujar Kuntoro. Dirinya mengaku bangga, sistem yang dibangun di ujung barat Indonesia diadopsi oleh provinsi ujung timur. Tidak hanya itu, model manajemen pembangunan pasca bencana yang dipraktekan BRR di Aceh telah diadopsi oleh berbagai negara seperti Cina, Vietnam dan Afghanistan.

Sebelum memulai kuliah umum, diputar video mengenai keberhasilan dan pengalaman BRR membangun masyarakat Aceh. Video tersebut juga menayangkan cuplikan kerusakan akibat gempa bumi 9 skala richter yang disertai tsunami setinggi sepuluh meter menyapu bersih setiap struktur dan bangunan yang dilaluinya. Tayangan video diakhiri dengan tampilan ucapan terimakasih masyarakat Aceh kepada dunia.

Acara kuliah umum yang dihadiri peserta dari berbagai institusi swasta dan pemerintahan itu secara langsung dibuka oleh Rektor ITB Prof. Djoko Santoso. Dalam kesempatan itu, BRR melalui Dr. Kuntoro menyampaikan cinderamata berupa buku kenangan tsunami Aceh-Nias. "Hari ini saya pakai batik Aceh", kata Djoko sesaat sebelum turun dari mimbar.

"Together we can do it for Indonesia"