Generasi Muda Indonesia Siap Hadapi Masa Depan dengan Bela Negara

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung kembali menyelenggarakan Studium Generale secara daring pada Rabu, 16 September 2020. Studium Generale dengan tema “Aktualisasi Konsep Bela Negara bagi Generasi Muda Berkarakter Unggul” ini mengundang Marsekal Muda TNI Dr. Sungkono, S.E., M.Si., selaku Deputi Bidang Pengembangan Sekretariat Jendral Dewan Ketahanan Nasional sebagai pembicara. Kuliah umum ini dibuka oleh Prof. Dr.-Ing.Ir. Widjaja Martokusumo, selaku Seketaris Institut dan dimoderatori oleh Dr. Epin Saepudin, M.Pd.

Dr. Sungkono membuka kuliah ini dengan menjelaskan mengenai konsepsi bela negara. Bela negara adalah suatu tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara. Upaya tersebut harus dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia 1945.

Dia melanjutkan, ketahanan nasional sebagai kondisi dinamis suatu bangsa, merupakan keuletan dan ketangguhan untuk mengembangkan kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri langsung atau tidak langsung. Ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan tersebut selalu ada di setiap gatra dan saling mempengaruhi. “Ketahanan nasional sebagai konsepsi geostrategis merupakan transformasi kekuatan nasional untuk tujuan dan kepentingan nasional,” tambahnya.

Pasal 27 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Bentuk keikutsertaan warga negara berupa pendidikan kewarganegaraan, latihan dasar kemiliteran, pengabdian sebagai prajurit TNI, dan pengabdian sesuai profesi. Pendidikan kewarganegaraan dilaksanakan melalui pembinaan kesadaran bela negara dengan menanamkan nilai-nilai dasar bela negara. “Nilai-nilai tersebut adalah cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, mempunyai kemampuan awal bela negara,” ungkapnya.


Sebagai generasi penerus Bangsa Indonesia, generasi muda Indonesia harus mengetahui tantangan dan peluang yang akan dihadapinya. Untuk itu, dia juga memaparkan mengenai tantangan dan peluang abad 21 yang berupa revolusi 4.0, society 5.0, pandemi COVID-19, kemiskinan, resesi ekonomi global, dan sebagainya. “Sekarang kita sudah masuk ke (society) 5.0 artinya bahwa kita hidup dalam dua dunia, dunia nyata dan dunia maya,” katanya.

Peran generasi muda dalam menghadapi tantangan dan peluang abad 21 adalah melalui pendidikan kewarganegaraan dengan bertujuan untuk memegang kunci sebagai aksi bela negara. Kunci ini berfungsi untuk membuka pikiran, hati, dan keinginan gerenasi muda. Penguatan pola pikir akan terjadi bila generasi muda membuka pikirannya sehingga dapat memahami konsep diri dalam bekerja dan memanfaatkan waktu sebagai peluang.

“VOC bisa meraup kekayaan 7,9 triliun dolar. Itu sama dengan kekayaan dua puluh perusahaan-perusahaan besar di dunia. Sekarang kita telah merdeka dan kita harus mampu menjadi bangsa yang maju, berdaya saing tinggi, dan sejahtera, yang lebih hebat dari VOC!” tutupnya untuk membangkitkan semangat bela negara generasi muda Indonesia.

*Studium Generale tersebut dapat disaksikan ulang melalui YouTube pada tautan berikut: https://www.youtube.com/watch?v=TPoOFTvV5BI&t=3742s

Reporter: Michael Widjaja (Teknik Pertambangan, 2016)