Direktur Utama PLN Berikan Kuliah Umum Ketenagalistrikan

Oleh Gilang Ariawan Wicaksono

Editor Gilang Ariawan Wicaksono

BANDUNG, itb.ac.id - Program studi Teknik Tenaga Listrik ITB mengadakan kuliah umum ketenagalistrikan pada Jumat (16/03/12) dengan pembicara utama yaitu Direktur Utama PT PLN, Nur Pamudji. Kuliah umum ini mengangkat tema "Perkembangan dan Tantangan Ketenagalistrikan di Masa Depan" dan dihadiri oleh mahasiswa S1, S2, dan S3 dari berbagai program studi  di ITB yang memenuhi Aula Barat ITB.
Ada empat bahasan utama yang disampaikan oleh Nur Pamudji pada kuliah umum kali ini. Pertama, disampaikan tantangan, kendala, dan strategi perkembangan listrik nasional. Kedua, mengenai subsidi tenaga listrik. Ketiga, mengenai kinerja PLN selama ini. Terakhir, mengenai rencana pembangunan sektor ketenagalistikan di Indonesia. Selain pemaparan mengenai keempat topik ini, dibuka pula sesi tanya jawab bagi para peserta yang ingin bertanya.

Subsidi untuk tenaga listrik saat ini masih mencapai 90 triliun rupiah per tahunnya. Sedangkan untuk pengembangan dan invoasi ketenagalistrikan dibutuhkan investasi sekitar enam sampai tujuh miliar dolar Amerika atau setara 60-70 triliun rupiah per tahun. Dana yang dialokasikan pemerintah untuk kelistrikan sendiri saat ini baru mencapai sembilan triliun per tahun. Akibatnya, kekurangan dana investasi harus ditutup dari penyisihan keuntungan PLN. Itulah mengapa PLN sendiri harus memiliki keadaan keuangan yang sehat supaya dapat memasuki pasar modal dan mendapatkan pinjaman dari bank. Untuk bisa mewujudkan kondisi keuangan yang sehat, berarti di dalam PLN tidak boleh terjadi praktek korupsi. "Perusahaan sebesar apapun akan bangkrut dengan adanya tipu-menipu," ujar Nur.

PLN sendiri diharapkan dapat menjadi pendukung industri nasional supaya dapat lebih berkembang. Saat ini PLN sudah menggunakan berbagai komponen produksi dalam negeri meliputi kabel, konduktor, dan trafo. Selain itu, PLN juga sudah menerapkan reverse engineering, yaitu mendapatkan prinsip teknologi suatu barang dari barang yang sudah ada. Dengan adanya proses reverse engineering ini, diharapkan bengkel kerja di Indonesia dapat lebih berkembang dengan mempelajari banyak teknologi dan kemudian mengembangkannya untuk kemajuan industri di Indonesia.