Talkshow Gempar 2013: Ungkap Permasalahan Transportasi Bandung

Oleh Nida Nurul Huda

Editor Nida Nurul Huda

BANDUNG, itb.ac.id - Transportasi merupakan bagian penting untuk menunjang berbagai kegiatan di sebuah kota, termasuk kota Bandung. Menyadari banyaknya peran yang harus dipikul oleh Kota Bandung seperti sebagai pusat perekonomian dan pendidikan, perlu adanya solusi agar warga kota Bandung mengubah gaya hidupnya. Sebagai salah satu pihak yang peduli akan permasalahan tersebut Himpunan Mahasiswa Teknik Planologi Pangripta Loka (HMP PL) ITB menyelenggarakan Talkshow Gema Plano Raya 2013 (Talkshow GEMPAR 2013) yang digelar pada Minggu (10/02/13) bertempat di Gedung Campus Center Timur ITB.

Mengusung tema Green Transportation, Talkshow GEMPAR 2013 menghadirkan beberapa narasumber terkait  yang sudah tidak asing dengan hal transportasi. Narasumber tersebut antara lain, Prof.  Ir.  Ofyar Z. Tamrin, M.Sc., Ph.D. (Transportation Engineering Research Group ITB), Ibnu Syabri, B.Sc., M.Sc., Ph.D.  (Kelompok Keilmuan Infrastruktur Wilayah Kota ITB), Andreas (Komunitas Nebengers), Toto Sugito (Bike2Work Indonesia), dan Ridwan Kamil (Bike Bdg).

Talkshow ini dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama diisi oleh Andreas dan Toto Sugito. Nebengers dan Bike2Work adalah komunitas yang secara tidak langsung memiliki andil dalam sistem transportasi daerah perkotaan, termasuk kota Bandung. Nebengers adalah komunitas yang ingin memaksimalkan fungsi angkutan pribadi melalui 'cari dan beri tebengan', sedangkan Bike2Work memfokuskan pada tansportasi sepeda sebagai kendaraan alternatif yang dapat digunakan kapan saja.

Kemacetan di kota besar di Indonesia memang sudah tak terelakkan lagi. Diperkirakan kota bandung akan lumpuh total 20 tahun lagi. Salah satu cara efektif dan efisien untuk mengurangi kemacetan adalah menggunakan sepeda atau berjalan kaki. Lagi-lagi buruknya fasilitas bagi pengguna sepeda dan pejalan kaki menjadi kendala tersendiri. Minimnya rute jalur sepeda serta buruknya trotoar yang ada menjadi salah satu pemicu kurangnya peminat pengguna sepeda dan pejalan kaki. "Seringkali rute jalur sepeda diserobot oleh pengguna kendaraan bermotor dan akibatnya justru pengguna sepeda mengalah dengan alasan keselamatan," ungkap Toto.

Pada sesi talkshow yang kedua, Ofyar, Ibnu Syabri, dan Ridwan Kamil memaparkan berbagai permasalahan terkait sistem transportasi Bandung. Meningkatnya volume kendaraan yang tidak sebanding dengan kapasitas jalan turut memperparah sistem transportasi kota Bandung. Menumpuknya kendaraan pada saat akhir pekan yang berasal dari luar Bandung, peralihan pengguna angkutan umum ke kendaraan pribadi merupakan sebagian kecil dari permasalahan sistem transportasi Bandung.

Adanya pembenahan sistem yang menyeluruh, mulai dari lini pemerintah dan masyarakat perlu dilaksanakan. Manajemen angkutan kota yang baik mulai dari bus Trans Metro Bandung (TMB) yaitu proyek transportasi baru walikota Bandung yang dicanangkan sejak 2008 ternyata berjalan tidak sesuai yang diharapkan. Gaya hidup masyarakat yang lebih senang menggunakan kendaraan pribadi, seperti mobil dan sepeda motor juga ikut menambah rumitnya permasalahan transportasi. "Sebagian masyarakat akan berpikir lebih baik naik kendaraan pribadi daripada naik angkot atau bus. Berbagai alasan mereka utarakan mulai dari macet, tempat yang tidak nyaman, dan tingginya kriminalitas dalam angkutan umum justru berimbas pada masalah transportasi", ujar Ibnu Syabri.

Meningkatkan fungsi bus TMB, meminimalkan faktor penghambat samping jalan, merevitalisasi sistem angkutan kota, membatasi penggunaan kendaran bermotor, dan merekonstruksi penyalahgunaan jalur pejalan kaki dan jalur sepeda, serta perubahan gaya hidup merupakan solusi-solusi yang berhasil dirangkum dalam talkshow ini. Talkshow diakhiri dengan pembacaan petisi mengenai permasalahan transportasi Bandung yang ditujukan pada Pemerintah Kota Bandung. "Semua masterplan transportasi kota Bandung dari para ahli sudah siap. Namun itu semua tidak akan berarti apa-apa, jika tidak terjadi sinergi di semua aspek. Ubahlah gaya hidup, mulailah berjalan kaki, gunakan sepeda, dan beralihlah pada transportasi umum," tutup Ofyar.