Dorong Inovasi dan Keberlanjutan Industri Mineral, Kyudai Now Bahas Teknologi dan Penelitian Pengolahan Sumber Daya Mineral di Indonesia

Oleh Iko Sutrisko Prakasa Lay - Mahasiswa Matematika, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Kyushu University, Jepang, menyelenggarakan forum internasional “Kyudai Now”. Forum yang diadakan di Aula Timur, ITB Kampus Ganesha, Rabu (28/8/2024), ini menghadirkan berbagai topik inovatif yang melibatkan teknologi dan penelitian terbaru.

Salah satu sesi membahas topik “Engineering”. Pada sesi ini, empat pembicara dari ITB dan Kyushu University membagikan ilmu dan pengalaman terkait eksplorasi dan pengolahan sumber daya mineral yang telah dijalankan di Indonesia dan Jepang.

Assoc. Prof. Kotaro Yonezu, Department of Earth Resources Engineering, Kyushu University memaparkan materi berjudul “Advantages of LA-ICP-MS Analysis for Mineral and Geothermal Resources Exploration/Management”.

Teknologi Laser Ablation Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (LA-ICP-MS) ini adalah metode unggulan untuk analisis elemen pada sampel padat, khususnya dalam eksplorasi sumber daya mineral dan geotermal. Prof. Yonezu menjelaskan keunggulan metode ini, yaitu bahwa sistem yang dibangun memungkinkan analisis langsung pada sampel padat tanpa harus melalui sistem vakum atau destruksi sampel, serta dapat mengukur hampir seluruh elemen di tabel periodik dengan sensitivitas yang sangat tinggi.

Sementara itu, Prof. Dr.Eng. Syafrizal, S.T., M.T. dari Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB, membawakan topik “Research in Mineral Resources at the Faculty of Mining and Petroleum Engineering - ITB”. Beliau mempresentasikan penelitian yang difokuskan pada eksplorasi elemen bumi langka (Rare Earth Elements/REE) di berbagai wilayah Indonesia. Penelitian ini berfokus di Pulau Bangka dan Kalimantan Barat yang bertujuan mengidentifikasi keberadaan elemen langka yang potensial di bebatuan granit dan formasi batuan lainnya.

Dengan menggunakan teknologi LA-ICP-MS dan EPMA (Electron Probe Micro-Analyzer), Prof. Syafrizal dan tim peneliti mampu menganalisis kandungan elemen langka pada beberapa mineral aksesori seperti monosit dan zirkon, yang diidentifikasi sebagai sumber utama REE. Hasil penelitian ini memberikan wawasan penting mengenai potensi elemen bumi langka di Indonesia.

“Kami berharap hasil ini dapat membantu kita untuk memahami kandungan atau kejadian REE di Indonesia. Kami juga melakukan penelitian untuk melihat kemungkinan terjadinya serapan ion pada tingkat yang menarik pada formasi batuan granit,” ujarnya. 

   

Selain itu, Asst. Prof. Gde Pandhe Wisnu Suyantara, dari Kyushu University, membahas mengenai “Recent Progress on Beneficiation Processes for Deep Sea and Copper Resources”, yakni penelitian terkait proses pemurnian sumber daya mineral di laut dalam dan tembaga yang tengah dikembangkan. Teknologi pemurnian ini berfokus pada penggunaan proses flotasi yang berkelanjutan, terutama dalam memisahkan racun arsenik dari tembaga.

Prof. Pandhe menjelaskan bahwa teknik flotasi, yang biasanya menggunakan air tawar, saat ini mulai beralih menggunakan air laut karena ketersediaan air tawar yang semakin menipis. Selain itu, penelitian ini berusaha memberikan alternatif penggunaan bahan kimia flotasi yang berbahaya dengan bahan yang lebih aman seperti kerosin. Salah satu inovasi yang dibawa oleh Prof. Pandhe adalah pengembangan metode yang memanfaatkan kamera berkecepatan tinggi untuk menganalisis interaksi gelembung dan permukaan mineral, yang vital dalam meningkatkan efisiensi proses flotasi.

Terakhir, Prof. Ir. Edy Sanwani, M.T. Ph.D., dari Laboratorium Pengolahan Mineral dan Batubara, FTTM ITB, memaparkan “Indonesian Minerals and Secondary Resources Processing”, yakni penelitian mengenai pengolahan mineral di Indonesia, baik untuk sumber daya primer maupun sekunder.

Beliau menekankan pentingnya pengolahan yang efektif dalam meningkatkan kualitas mineral yang dihasilkan, terutama dalam konteks sumber daya mineral yang melimpah di Indonesia seperti tembaga, batubara, nikel, aluminium, dan elemen bumi langka (REE). Selain itu, beliau menjelaskan potensi pengolahan limbah elektronik (e-waste) yang mengandung berbagai logam berharga yang dapat dimanfaatkan kembali.

Forum Kyudai Now ini diharapkan mampu menjadi wadah untuk memperkuat kolaborasi antara ITB dan Kyushu University, terutama dalam bidang teknologi dan penelitian sumber daya mineral. Dengan hadirnya forum ini, tidak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi ITB berharap juga dapat memberikan gambaran masa depan untuk eksplorasi dan pengolahan mineral di Indonesia, yang diharapkan mampu mendorong inovasi dan keberlanjutan industri mineral tanah air.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)


scan for download