Dosen FTSL ITB Paparkan Peran Teknik Kelautan dalam Mengembalikan Kejayaan Perairan Indonesia
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Wakil Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Dr. Eng. Nita Yuanita, ST., MT., menjadi pembicara dalam diskusi “Laut Kita, Hutan, dan Gambut Kita” dalam rangka Hari Lingkungan Hidup dan Laut Sedunia, 5 dan 8 Juni 2021.
Dr. Nita mengatakan, terdapat tiga hal yang menjadi fokus para insinyur kelautan untuk mencari solusi persoalan kelautan, di antaranya adalah engineering problem solving, ocean physical environment, dan coastal protection. “Sebagai engineer kita memulai langkah dengan memfokuskan masalah yang akan diselesaikan, lalu memahami kondisi lingkungan yang akan diteliti,” ujarnya.
Mengenai ocean physical environment, Dr. Nita memaparkan bahwa terdapat keunikan ketika insinyur melakukan proyek di laut ketimbang di darat. Keunikan ini bersumber dari ombak dan gelombang yang ada di laut.
“Uniknya laut, jika kita melakukan sesuatu di satu titik, daerah lain bisa merasakan dampaknya karena adanya arus yang membawa dampak dari aktivitas yang dilakukan,” ujarnya.
Aktivitas di laut yang biasanya dilakukan adalah reklamasi dan penambangan minyak. Selain itu, terdapat beberapa teknologi untuk meneliti kondisi laut, yaitu satelit dan model numerik untuk membantu engineer memahami kondisi laut.
Di akhir sesinya, Dr. Nita menjawab pertanyaan mengenai apakah reklamasi bisa merusak lingkungan, dan apakah lingkungan yang sudah rusak bisa direstorasi? “Merusak atau tidaknya tindakan reklamasi bisa terjadi tergantung konstruksi yang dipakai dan dibangun. Selain itu kerusakan bisa terjadi ketika reklamasi sedang dilaksanakan dan juga setelah reklamasi selesai dilakukan. Namun, biasanya kerusakan yang ditimbulkan oleh reklamasi terjadi ketika reklamasi dilakukan di tempat yang tadinya merupakan ekosistem dan habitat untuk makhluk hidup,” jawabnya.
Reporter: Yoel Enrico Meiliano (TPB FTI 2020)