Dosen Seni Rupa ITB Aminuddin Th. Siregar Sampaikan Dinamika Seni Rupa Indonesia Tahun 1980

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

Foto: Patriot Mukmin (Dosen Seni Rupa ITB)

BANDUNG, itb.ac.id — FSRD ITB bersama dengan Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies (KITLV) menggelar acara “AESCIART: International Conference on Aesthetics and The Science of Art” yang berisikan seminar, diskusi, dan lokakarya.

Dalam rangkaian hari ketiga acara, Aminuddin Th. Siregar, S.Sn., M.Sn., memberikan pemaparan yang bertajuk “The ‘80s” (Tahun 80-an). Seminar ini dilaksanakan pada Rabu (10/11/2022) di Ruang Seminar, Gedung CAD FSRD ITB.

Aminuddin Th. Siregar merupakan dosen Bidang Studi Seni Rupa Kelompok Keilmuan Estetika dan Ilmu-Ilmu Seni di ITB. Beliau juga merupakan seorang kritikus dan kurator. Pada 2008, Aminuddin, melakukan riset Seni Rupa Indonesia di Masa Pendudukan Jepang: Keimin Bunka Shidosho, di Fukuoka Asian Art Museum, Jepang selama 3 bulan.

Selanjutnya, pada 2011 beliau menerbitkan karya ilmiah bertajuk “Sang Ahli Gambar: Sketsa, Gambar, dan Pemikiran S. Sudjojono”. Selain itu, Aminuddin juga menjadi ajun kurator di The National Gallery of Singapore pada 2014. Saat ini beliau sedang meneliti mengenai sejarah seni rupa Indonesia sebagai kandidat Ph.D., di Universitas Leiden, Belanda.

Menurut Aminuddin, dinamika di tahun 1980 belum dikaji secara memadai dan jarang dijadikan topik diskusi. Hal ini membuat tahun tersebut seperti tampak tidak adanya kejadian-kejadian yang signifikan. Padahal jika ditinjau, tahun 1980-an merupakan masa-masa produktif dari munculnya berbagai pameran, perbincangan, dan publikasi yang menghasilkan ide, gaya, harapan, optimisme, dan bahkan kritik, satir, skeptisisme, dan apatis.

“Tahun 1980-an yang merupakan dekade yang ditandai dengan banyak tindakan retorikal pada ranah seni sebelum kontroversi postmodernisme memanas pada tahun 1990-an,” ujarnya.

Tahun 1980-an terbilang unik menurutnya karena melahirkan generasi yang kontra dengan figur legendaris dari era 1930-an, S. Sudjojono.

Seniman-seniman yang muncul seperti Hardi yang mendebat ketidakpastian identitas Seni Indonesia, membuat tahun 1980-an menjadi periode bagi para seniman untuk semakin menunjukkan pencapaian kreasi seninya dalam merepresentasikan bentuk nasional dan nasional modern.

Hal-hal tersebutlah yang menurut Aminudin, membuat tahun 1980-an menjadi periode yang esensial dalam membentuk historiografi seni Indonesia.

Reporter: Inas Annisa Aulia (Seni Rupa, 2020)