Double Turbine Wave Energy : Inovasi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut

Oleh Anin Ayu Mahmudah

Editor Anin Ayu Mahmudah

BANDUNG, itb.ac.id - Dewasa ini, kebutuhan terhadap energi semakin meningkat, terutama energi terbarukan dan ramah lingkungan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan populasi manusia serta kemajuan peradaban yang cepat. Di alam, terdapat berbagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi bersih yang lebih ramah lingkungan seperti angin, air, dan gelombang laut. Sebagai negara maritim Indonesia memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan energi yang bersumber dari gelombang laut. Atas dasar ini, tim penelitian yang terdiri dari Larasita (Teknik Kelautan 2014), Irfan Muhammad Yusuf (Teknik Kelautan 2014), dan Rizky Duanita (Teknik Kelautan 2014) melakukan penelitian untuk mengkonversi energi gerak dari gelombang laut menjadi energi listrik.

Tentang Double Turbine Wave Energy

Pada dasarnya, gelombang laut menyimpan energi kinetik dalam jumlah besar yang dapat dikonversi menjadi energi listrik. Muka air laut selalu mengalami osilasi (gerakan naik turun) sehingga energinya dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan generator. Berdasarkan konsep ini, Larasita dan tim menciptakan alat yang diberi nama Double Turbine Wave Energy. Prinsip kerja alat ini adalah pemanfaatan energi pada gelombang laut untuk menggerakkan generator pembangkit listrik.

Saat diletakkan di permukaan laut alat ini akan mendapat tekanan dari permukaan gelombang laut yang naik. Akibatnya udara di sekitar alat akan terdorong masuk ke dalam alat. Hal ini dapat terjadi karena alat ini memanfaatkan sistem osscilating water column yang menggunakan sistem kedap udara di dalamnya. Pada sistem ini, bagian dalam kolom yang terdapat di dalam alat memiliki tekanan yang lebih rendah sehingga udara di sekitar dapat terdorong masuk ke dalam alat. Selanjutnya udara yang telah masuk ke dalam alat akan menggerakkan turbin yang terdapat di dalam alat. Turbin tersebut telah dihubungkan dengan generator sehingga generator juga akan bekeja ketika udara masuk ke dalam alat. Dengan demikian, generator dapat menghasilkan energi listrik.

Hal yang membedakan alat ini dengan alat pembangkit listrik tenaga gelombang laut yang sudah ada sebelumnya adalah jumlah turbin yang digunakan. Seperti namanya, alat ini menggunakan dua buah turbin, sementara kebanyakan alat lainnya hanya menggunakan satu turbin. Dalam alat ini, satu turbin dipasang pada jalur masuk udara dan turbin lainnya dipasang pada jalur keluar udara. Udara yang keluar dari alat masih menyimpan energi gerak yang dapat menggerakkan turbin pada jalur keluar udara. Dengan demikian, energi tidak hanya dihasilkan ketika udara memasuki alat, tetapi energi juga dapat diperoleh saat udara keluar dari alat.

Penggunaan dua buah turbin pada Double Turbine Wave Energy merupakan inovasi yang diciptakan oleh tim ini. Alat ini dapat meminimalisir kehilangan energi yang terjadi pada alat yang sudah umum dijumpai. Hal tersebut membuat perolehan energi yang dihasilkan lebih besar. Menurut kalkulasi, alat ini dapat menghasilakan energi listrik hingga 9,3 juta Mega Watt hour apabila digunakan di perairan yang memiliki gelombang laut yang cukup tinggi.

Oleh karena itu, Larasita dan tim melakukan penelitian di pesisir selatan Pulau Jawa, tepatnya di Pelabuhan Ratu. Pelabuhan Ratu dikenal memiliki gelombang laut yang cukup tinggi sehingga cocok digunakan sebagai tempat penelitian. Selain dari aspek hilang energi yang lebih kecil, Double Turbine Wave Energy memiliki kelebihan lain. Umumnya energi yang bersumber dari gelombang laut terbilang lebih ramah lingkungan. Pasalnya, pembangkit listrik tenaga gelombang laut menghasilkan lebih sedikit polutan daripada pembangkit listrik lain seperti pembangkit listrik dari batu bara.

Rencana Pengembangan Penelitian

Sebelumnya, Double Turbine Wave Energy telah diikutsertakan dalam sebuah kompetisi yang diselenggarakan oleh Teknik Perkapalan ITS di Surabaya. Dalam kompetisi yang diselenggarakan pada Rabu-Sabtu (29/03-01/04/17) ini, tim penelitian mempresentasikan inovasi mereka dalam bentuk prototype. Untuk kedepannya, tim yang diketuai oleh Irfan Muhammad Yusuf (Teknin Kelautan 2014) ini berencana untuk mengembangkan penelitiannya sehingga dapat membuat alat yang sesungguhnya.
Selain itu, Larasita juga berujar bahwa alat ini sebetulnya masih kurang ekonomis.

Oleh karena itu, ia berkeinginan untuk mengembangkan alat ini menjadi lebih baik sehingga biaya produksi dapat ditekan. Untuk mendukung pengembangan alat ini, Larasita dan tim berencana mengajak mahasiswa dari jurusan Teknik Mesin dan Teknik Elektro untuk bergabung dengan timnya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas tentang turbin dan kelistrikan, sehingga dapat diaplikasikan untuk mengembangkan alat ciptaannya.

Reporter : M. Armando Siahaan (Teknik Pangan 2015)
ITB Journalist Apprentice 2017


Sumber gambar : Dokumentasi Narasumber