Dua ilmuwan ITB Peroleh Penghargaan MRS-id Pada Pertemuan Ilmuwan Material Internasional di Bali

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

Bali, itb.ac.id - Himpunan Riset Material Indonesia atau Materials Research Society of Indonesia (MRS-id) yang dipimpin oleh Prof. Khairurrijal memberikan penghargaan kepada para ilmuwan material Indonesia. Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi terhadap para ilmuwan yang telah menunjukkan sumbangsihnya terhadap perkembangan ilmu material di Indonesia. 

"Di tahun 2018 ini, terdapat tiga kategori penghargaan yang diberikan, yaitu Materials Scientist Lifetime Achievement (MSLA), Excellent Materials Scientist (EMS) dan Young Materials Scientist (YMS)," ujar Khairurrijal, Guru Besar dari ITB. 

Tiga ilmuwan penerima penghargaan tersebut dua diantaranya dari ITB, yaitu, Prof. Subagjo, Guru Besar Teknik Kimia dari Fakultas Teknik Industri (FTI), dan Dr. Ferry Iskandar, pakar Fisika Material Elektronik dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). 

Foto : Tiga penerima penghargaan diapit oleh Presiden MRS-id sebelumnya dan sekarang. Dari kanan ke kiri: Prof. Mikrajuddin Abdullah (Presiden MRS-id sebelumnya), Prof. Subagjo (ITB), Dr. Ferry Iskandar (ITB), Dr.-Ing. Hutomo Suryo Wasisto (TU Braunschweig), dan Prof. Khairurrijal (Presiden MRS-id sekarang).

"Profesor Subagjo menerima Penghargaan MSLA atas dedikasinya selama ini terhadap pengembangan material katalis untuk penyulingan minyak bumi pada industri petrokimia," ujar Khairurrijal. Sedangkan penghargaan EMS diterima oleh Dr. Ferry Iskandar, sebagai apresiasi terhadap dedikasinya dalam pengembangan berbagai jenis material maju untuk beragam terapan.

Satu penghargaan berikutnya diterima Dr.-Ing. Hutomo Suryo Wasisto, dosen muda TU Braunschweig, Jerman. "Ia menerima Penghargaan YMS terkait penelitiannya tentang nanosistem optoelektromekanik untuk aplikasi sensor," kata Khairurrijal.

Pemberian tiga penghargaan tersebut bersamaan dengan pelaksanaan Konferensi Internasional Ilmu Material The 3rd MRS-id Meeting yang diselenggarakan di Denpasar Bali, 31 Juli - 2 Agustus 2018. Konferensi internasional yang diketuai oleh Dr.rer.nat. Rino R. Mukti ini mengangkat tema "Material untuk Keberlanjutan Energi dan Lingkungan". Sebelumnya, pertemuan ilmiah dua tahunan ini pernah digelar di Bandung pada tahun 2016, dan di Bali pada tahun 2014.

Hadir dalam pertemuan tahun 2018 ini sebanyak 133 ilmuwan material dari 11 negara, diantaranya dari negara G20 seperti Jerman, Inggris, Spanyol, dan Jepang. Pertemuan ini juga mengundang 7 pembicara pleno, 13 pembicara utama, 95 pembicara oral, 45 pembicara poster, dan 3 pembicara dari industri. 

"MRS-id merupakan organisasi nonprofit yang memfasilitasi jejaring saintis ilmu material maju. MRS-id mempunyai fokus untuk mendiseminasi ilmu sains dan teknologi material di Indonesia, ASEAN, Asia dan global," kata Khairurrijal melalui pesan singkatnya ke reporter itb.ac.id.

Beberapa topik hangat dalam dunia ilmu material dibicarakan dalam pertemuan ilmiah tersebut. Prof. Andreas Waag dari TU Braunschweig, Jerman, sebagai pembicara pleno memaparkan optoelektronika galium nitrida (GaN) di mana teknologi GaN menjadi teknologi utama untuk sumber cahaya. Diprediksi bahwa dalam waktu tak lama lagi LED GaN skala mikro akan muncul dan menggantikan teknologi peraga LED yang ada sekarang. 

Para pembicara pleno lainnya adalah Prof. Kunio Ishikawa dari Kyushu University, Jepang. Dia menjelaskan tentang apatit karbonat yang di masa depan akan menjadi material augmentasi tulang buatan. Sedangkan Prof. Mikrajuddin Abdullah, yang juga sebagai pembicara pleno dari ITB, mengulas perilaku material granular. "Pengetahuan tentang material granular ini untuk mencegah keruntuhan terowongan yg bisa saja terjadi," pungkas Khairurrijal.


Berita Kiriman dari LPPM (Rino Mukti & Khairurrijal)