Dua Tim ITB Memenangkan 2017 ACM-ICPC Indonesia Maranatha
Oleh Holy Lovenia
Editor Holy Lovenia
BANDUNG, itb.ac.id – Dua tim dari ITB berhasil memenangkan kompetisi 2017 ACM-ICPC Indonesia Maranatha yang diselenggarakan oleh Universitas Kristen Maranatha. Juara I diraih oleh tim Ainge WF yang terdiri dari Luqman Arifin Siswanto (Teknik Informatika 2013), Wiwit Rifa’I (Teknik Informatika 2013), dan Aufar Gilbran (Teknik Informatika 2013), sedangkan Juara Harapan II direbut oleh tim GituKanYa yang beranggotakan Turfa Auliarachman (Teknik Informatika 2015), Jauhar Arifin (Teknik Informatika 2015), dan Jonathan Christopher (Teknik Informatika 2015).
Sekilas Mengenai 2017 ACM-ICPC Indonesia Maranatha
2017 ACM-ICPC Indonesia Maranatha merupakan kompetisi competitive programming (CP) tingkat multi-provincial yang diadakan untuk seluruh Indonesia. Tim dapat melanjutkan perjuangannya ke ACM-ICPC tingkat regional Asia Pasifik setelah memenangkan ACM-ICPC tingkat multi-provincial di Indonesia. Kompetisi ini mengujikan kemampuan logika dan nalar peserta dalam bidang pemrograman dengan cara menyelesaikan 12 buah soal algoritma dalam bahasa pemrograman C, C++, Java, atau Python.
Ada dua tahapan dalam 2017 ACM-ICPC Indonesia Maranatha, yaitu penyisihan dan final. Babak penyisihan dilakukan secara online pada Sabtu (08/07/17) pukul 13.00-17.00. Kemudian, 45 tim finalis yang terpilih menghadapi tahapan final pada Sabtu-Minggu (05-06/08/17).
Perjuangan Tim Ainge WF dan GituKanYa
Jarak dan kesibukan rupanya bukan penghalang dalam proses menuju kemenangan. Para anggota Ainge WF tetap berusaha keras untuk berkomunikasi secara online dan latihan mandiri, walaupun ketiganya memiliki pekerjaan dan tugasnya masing-masing dan berada di 3 kota yang berbeda: Tokyo, Jakarta, dan Bandung. Performa mereka yang sempat surut pada babak penyisihan, tidak mengurangi semangat dan usaha mereka untuk menjadi yang terbaik.
Hingga sejam terakhir babak final, Ainge WF masih tertinggal jauh dan gagal. Meskipun begitu, Ainge WF tetap tidak menyerah pada keadaan dan pantang menyerah dalam menyelesaikan kompetisi sebelum waktunya habis. Pada sejam terakhir, mereka akhirnya dapat membalik keadaan dan akhirnya keluar sebagai pemenang.
Hal serupa juga dialami oleh para anggota tim GituKanYa. Masing-masing anggota memiliki urusannya seperti magang dan proyek di kota yang berbeda-beda. Turfa, Jauhar, dan Jonathan terpaksa menjalani babak penyisihan tanpa bertemu sama sekali. Bahkan, mereka baru dapat berkumpul secara lengkap pada hari kedua babak final. Walau begitu, usaha tidak akan membohongi hasil. Perjuangan mereka selama ini terbayarkan ketika tim GituKanYa dipanggil sebagai Juara Harapan II 2017 ACM-ICPC Indonesia Maranatha.