Dukung Anti Korupsi di Indonesia: ITB Ikut Berpartisipasi dalam Festival Anti Korupsi

Oleh Nur Huda Arif

Editor Nur Huda Arif

BANDUNG, itb.ac.id - Tidak dapat dipungkuri korupsi kini menjadi masalah laten di Indonesia, dimana banyak masyarakat dari berbagai kalangan serta pejabat pemerintah baik secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan koruptif. Perilaku koruptif ini tentu saja harus diberantas demi teciptanya kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang bersih dan adil. Berdasarkan data, sekitar 80% dari pelaku tindakan korupsi memiliki latar belakang pendidikan perguruan tinggi. Hal ini tentu menjadi renungan dan evaluasi terhadap penyelenggaran pendidikan perguruan tinggi di Indonesia. ITB sebagai perguruan tinggi yang bertanggung jawab terhadap lahirnya putra putri bangsa yang terhindar dari tindakan koruptif. Menjawab hal ini, ITB memiliki tujuan untuk membimbing peserta didiknya agar terbekali akan ilmu dan karakter intergritas yang tinggi sehingga ketika lulus dari almamater ITB mampu berkarya secara profesional dan bersikap anti korupsi. Oleh karena itu, ITB ikut serta dalam kegiatan Festival Anti Korupsi yang diadakan yang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung Sasana Budaya Ganesha ITB pada Kamis hingga Jumat (10-11/10/15).
Festival Anti Korupsi ini diikuti oleh tiga elemen penting yang terdiri dari aparatur pemerintahan (Lembaga-Lembaga Negara), pelaku bisnis baik BUMN maupun swasta, dan Akademisi (Perguruan Tinggi). Fetival yang sebelumnya diadakan di Jakarta (2013) dan Jogjakarta (2014) ini bertujuan untuk mensosialisasikan pada rakyat Indonesia mengenai usaha-usaha pencegahan korupsi. Dalam kegiatan ini, semua elemen berkumpul untuk memaparkan usaha apa saja yang telah dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi perilaku koruptif. Dengan adanya Festival Anti Korupsi ini diharapkan mampu terbentuk karakter anti korupsi sedini mungkin.

Dalam memanifestasikan upayanya untuk membentuk generasi akademisi yang bersih, ITB membentuk mata kuliah integratif guna memerangi korupsi. Mata kuliah tersebut bertajuk Pendidikan Anti Korupsi (PAK) yang diinisiasi Prof. Djoko Santoso selaku Rektor ITB pada tahun 2009. Mata kuliah ini dibuka setiap semester dan disediakan oleh sepuluh dosen pengajar dari berbagai latar belakang kelimuan dengan Prof. Dr. Suryadi Siregar (Dosen Program Studi Astronomi) sebagai koordinator. Para dosen pengampu telah dibekali training for trainer dari KPK.

Jumlah peserta mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi, saat ini mencapai sekitar 200 mahasiswa-mahasiswi. Mata kuliah ini terdiri dari 6 pertemuan yang berisikan penjelasan materi seputar korupsi dan diskusi tugas dengan presentasi di kelas. Materi yang disampaikan dalam kelas meliputi definisi korupsi, perilaku koruptif, prinsip-prinsip anti korupsi, serta penggembangan nilai-nilai anti korupsi. Kemudian para peserta diberikan pula tugas besar seputar upaya anti korupsi berbasiskan teknologi yang diselaraskan dengan kepakaran kampus gajah ini dalam bidang teknologi. Selain mahasiswa peserta mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi, para dosen pengampu juga aktif menghasilkan karya mengenai pencegahan dan penganggulangan korupsi di Indonesia seperti metodologi pemberantasan korupsi di Indonesia. Menariknya, tugas besar mahasiswa-mahasiswi peserta kuliah dan dosen pengampu ini dipamerkan dalam Festival Anti Korupsi 2015 lalu. Selain itu, para mahasiswa peserta mata kuliah PAK juga membuka volunteer di booth ITB untuk ikut menjelaskan kepada masyarakat mengenai perilaku koruptif dan pencegahnya baik melalui diskusi langsung, tanya jawab, bahkan melalui media hiburan berupa puisi yang dibawakan secara apik.

Dr. Romie O. Bura (Dosen Program Studi Teknik Penerbangan) selaku wakil koordinator mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi mengatakan, "kemampuan intelektual harus ditunjang dengan karakter dan intergritas. Kepakaran dan keprofesionalitas tidak berarti tanpa adanya karakter". Menurutnya, saat ini persepsi masyarakat Indonesia mengenai korupsi masih sangat buruk, hal tersebut terbukti dengan sikap toleran terhadap perilaku koruptif yang masih tinggi sehingga hal ini harus kita perangi dan tidak cukup dengan hanya belajar hukum atau undang-undang mengenai korupsi. ITB sangat mendukung segala upaya anti korupsi, hal ini juga dibuktikan dengan predikat ITB dalam pengelolaan keuangan yang transparan dan wajar tanpa pengecualian sejak tahun 2007. Dr. Romie O. Bura berharap mahasiswa ITB selain mempunyai kompetensi yang tinggi tatkala menjadi ahli atau pakar dibidangnya untuk tetap memiliki integritas yang tinggi.