Dukung Pengembangan Penelitian, ITB Revitalisasi Gedung PAU

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Desain revitalisasi Gedung PAU. (Foto: Direktorat Pengembangan ITB)

BANDUNG, itb.ac.id--Sebagai kampus teknik, Institut Teknologi Bandung memiliki peranan penting dalam bidang riset, penelitian, maupun inovasi. Untuk mendukung aktivitas tersebut, fasilitas berupa Gedung Pusat Antar Universitas (PAU) telah didirikan.

Gedung yang berada di Kampus ITB Jalan Ganesha itu merupakan salah satu gedung pusat penelitian ITB yang medukung program Tridharma Perguruan Tinggi. Saat ini, gedung tersebut sudah kurang layak, baik secara fisik maupun fasilitas yang ada di dalamnya.

Kepala Sub Direktorat Perencanaan, Perizinan, Monitoring, dan Evaluasi di Direktorat Pengembangan ITB, Dr. Firmansyah, S.T., M.T., mengatakan, ITB akan melakukan revitalisasi Gedung PAU agar secara fungsi dapat mendukung program-program riset dan inovasi baru yang akan dikembangkan. "Untuk waktu pelaksanaan renovasi akan dilakukan dalam dua tahap per tahun. Pada tahun 2021 dan tahun 2022 dimulai dari 2 minggu yang lalu (tgl 23 Juli)," ujarnya.

Dia menjelaskan, secara fisik, revitalisasi ini diarahkan untuk menghasilkan tampilan luar bangunan dan interior yang lebih baik, dengan melakukan perubahan dan atau perbaikan pada elemen-elemen arsitektural dan jaringan atau perangkat mekanikal/elektrikal/plambing, sedangkan sistem struktur bangunan akan dipertahankan. Perbaikan gedung ini bersifat parsial dan tidak memberikan dampak signifikan terhadap kinerja program akademik ITB.

*Halaman atau area depan Gedung PAU (Foto: Direktorat Pengembangan ITB)

"Selain Gedung PAU, sunken court dan tunnel yang berada di sisi timur Gedung PAU juga perlu dilakukan renovasi. Area sunken court diperuntukan bagi kegiatan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), sedangkan tunnel adalah fasilitas yang menghubungkan area Kampus Ganesha dengan Sabuga dan Sarana Olah Raga ITB yang berada di sisi utara Kampus Ganesha," ucapnya.

*Desain area sunken court (Foto: Direktorat Pengembangan ITB)

Proses revitalisasi Gedung PAU dan renovasi Sunken Court merupakan kerja sama antara Kementerian PUPR dan ITB. Sementara itu, pendanaan proyek dan proses konstruksi diberikan oleh Kementerian PUPR.

Lokasi Revitalisasi Gedung PAU dan Renovasi Sunken Court berada di dalam kawasan Kampus ITB, Jalan Ganesha No.10, Bandung. Luas total bangunan eksisting kurang lebih 8.230,58 m2, meliputi luas dasar bangunan Gedung PAU eksisting seluas 2.798,7 m2, luas dasar bangunan sunken court eksisting 3933,7 m2, luas dasar bangunan tunnel eksisting 803,18 m2, dan luas dasar ruang UKM eksisting di Saraga 695 m2.

*Desain terowongan bawah tanah ITB atau Tunnel ITB (Foto: Direktorat Pengembangan)

Mengenai tahapan-tahapan renovasi ini, kepada para stakeholder yang berada di PAU dan Sunken Court sudah disosialisasikan dari sejak tahap perencanaan oleh Direktorat Pengembangan ITB, termasuk mengenai pemilahan dan pengalihan alat-alat yang berkoordinasi dengan Direktorat Sarana dan Prasarana. Selain itu, kepada para UKM, juga sudah disosialisasikan dengan bantuan dari Ditmawa ITB. Lebih jauh mengenai sosialisasi yang lebih luas, Direktorat Pengembangan berkoordinasi dengan Kantor Sekretaris Institut, khususnya Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat.

Peran PAU

Gedung PAU diperuntukan bagi beberapa pusat penelitian, fasilitas pengelola gedung dan fasilitas publik yang dapat digunakan bersama oleh setiap pusat penelitian di dalam Gedung PAU untuk efisiensi penggunaan ruang di Gedung PAU yang terbatas. Artinya, gedung ini memiliki peran penting sebagai tempat riset kolaborasi antaruniversitas.

"Rencana kebutuhan ruang di Gedung PAU mencoba mengakomodasi aktivitas utama setiap pusat penelitian tersebut dengan melakukan pengaturan zonasi fasilitas eksisting yang lebih efektif. Dari pengaturan zonasi ini, dapat dimasukan beberapa fasilitas bersama dan fasilitas publik tambahan yang dapat digunakan bersama oleh setiap pusat penelitian," tambah Firmansyah.

*Kondisi Gedung PAU saat ini.

Sementara rencana kebutuhan ruang di bangunan sunken court, tunnel dan ruang UKM di Saraga tidak berubah secara signifikan. Hal ini karena pekerjaan renovasi yang dilakukan berupa perbaikan fisik bangunan yang rusak dan mengubah suasana ruang sehingga pengguna nyaman untuk berkegiatan di area bangunan tersebut.

"Harapannya semua kegiatan dari pusat-pusat penelitian tersebut bisa diakomodir dengan baik, nyaman penggunaannya, dan terjamin keselamatan pengguna. Bangunan ini sudah cukup tua dan beberapa fungsi utilitasnya sudah tidak memenuhi syarat lagi untuk kegiatan-kegiatan penelitiannya. Dengan ditingkatkan kembali kualitas fisik bangunan PAU, sehingga harapan ITB tetap unggul dalam PPM dapat ditingkatkan lagi," ujarnya. *