Dukung Daerah Perbatasan, ITB Teken Nota Kesepahaman Dengan Malinau
Oleh Fivien Nur Savitri, ST, MT
Editor Fivien Nur Savitri, ST, MT
BANDUNG, itb.ac.id - Selasa, (10/4/2018), Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadakan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kabupaten Malinau. Nota kesepahaman bersama itu ditandatangani oleh Bupati Malinau, Dr. Yansen TP, M.Si, dengan Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA., yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan (WRRIM), Prof.Dr.Ir. Bambang Riyanto Trilaksono.
Bertempat di Ruang Rapim A Rektorat ITB, Jalan Tamansari Bandung, ITB dan Malinau sepakat untuk menjalin kerja sama untuk kemajuan kedua belah pihak. Sebelumnya Rektor ITB, Prof. Kadarsah sempat menemui bupati Malinau beserta rombongan di Ruang VIP Rektorat ITB.
Malinau merupakan kabupaten terluar Indonesia. Terletak di utara pulau Kalimantan, menjadikannya strategis dengan adanya garis batas sepanjang 500 kilometer dengan negara tetangga. “Kabupaten Malinau menjadi salah satu daerah di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga (Malaysia). Dan karena terletak di tengah, kabupaten kami (Malinau) menjadi lalu lintas transportasi antar negara. Ini membuat kami menjadi sangat strategis,” ujar Yansen.
Persoalan kebangsaan “garuda di dadaku, negara tetangga di perutku” menurut Yansen penting untuk menjadi perhatian bersama. Untuk itu, ia bertekad mengembangkan kabupaten Malinau, yang dipimpinnya sejak ia dilantik menjadi bupati Malinau pada tahun 2011. “Kami berencana membangun kota kami dengan berorientasi pada modernisasi, tapi tetap berpijak pada akar budaya daerah Malinau,” ungkap Yansen. Pria lulusan Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Samarinda ini, mengatakan bahwa kepercayaan merupakan salah satu kunci untuk mengajak masyarakat bersama-sama membangun Kabupaten Malinau.
Bentuk Kerjasama ITB dengan Malinau
Berdasarkan nota kesepahaman bersama, kerjasama antara ITB dan Malinau diantaranya akan meliputi, pengembangan sumber daya manusia, potensi sumber daya alam, serta kegiatan konsultasi untuk perencanaan pembangunan di Kabupaten Malinau. Pengembangan sumber daya manusia dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, sedangkan untuk peningkatan potensi sumber daya alam akan melalui beberapa penelitian dan pengkajian ilmiah dari kelompok-kelompok keahlian yang ada di ITB.
Saat ini ITB memiliki 102 Kelompok Keahlian (KK), 22 Pusat, dan 7 Pusat Penelitian. Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Bambang (WRRIM) dalam sambutannya kepada Bupati Malinau yang hadir bersama jajarannya. Turut mendamping Prof. Bambang, yaitu Dekan Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), Prof. Dr.Ing. Ir. Widjaja Martokusumo, dan Wakil Direktur Bidang Kemitraan, Dr. Firmansyah, ST.,MT.
Prof. Widjaja dalam kesempatan terpisah, mengatakan bahwa kerjasama ini pada tahap awal akan ditindaklanjuti dengan mengikutsertakan beberapa tim, setidaknya 2 Kelompok Keahlian di SAPPK, yaitu KK Perencanaan Wilayah dan Perdesaan, dan KK Perencanaan dan Perancangan Kota. “Langkah pertama adalah melakukan studi kelayakan dan masterplan, tapi kelihatannya setelah ada negosiasi ulang, kita akan fokus dulu pada studi kelayakan kota atau pusat kota Malinau,” ujar Widjaja.
Lebih lanjut Prof. Widjaja mengatakan, bahwa pada dasarnya metodenya sama seperti halnya beberapa kabupaten lainnya yang telah lebih dulu menjalin kerjasama dengan ITB, namun ia mengatakan kendala yang dihadapi setiap kabupaten akan berbeda. “Yang jelas ini pengalaman baru untuk daerah yang terisolasi, kita harus lihat dulu seperti apa, tidak hanya fisik, namun juga faktor demografi, sosial dan ekonominya,” pungkasnya.