Dukung Pembangunan IKN Berkelanjutan, Tim Dosen ITB Kembangkan Budidaya Pertanian Ramah Lingkungan

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

JATINANGOR, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) terus berkomitmen memberikan dampak positif dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Salah satu langkah nyata yang diambil adalah meluncurkan program pelatihan budidaya pertanian dengan konsep permakultur di Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kalimantan Timur, yang berjalan sejak Juli-Oktober 2023.

Ketua pelaksana program ini, Dr. Ir. Dadang Sumardi, M.P., menjelaskan, "Kita ingin mengembangkan permakultur. Kita akan mengembangkan pertanian yang berkelanjutan ramah lingkungan dengan mengombinasikan berbagai jenis tanaman terutama hortikultura tanaman buah-buahan, tanaman hias, tanaman sayuran. Selain itu, kita ingin mendorong masyarakat bertani dengan bahan-bahan alami."

Adapun Kelurahan Pemaluan dipilih sebagai lokasi pelaksanaan program karena menjadi daerah penyangga IKN. Suatu saat ketika IKN sudah berjalan, Kelurahan Pemaluan diharapkan dapat menjadi penyedia buah-buahan dan tanaman hias bagi IKN. Untuk mencapai tujuan tersebut, ITB melibatkan masyarakat dari berbagai dusun di Kelurahan Pemaluan.

Program pelatihan ini memiliki sejumlah fokus, termasuk pelatihan perbanyakan tanaman buah dan tanaman hias, pembuatan pupuk organik padat dan cair, serta pembuatan pestisida nabati dari bahan-bahan yang tersedia di daerah tersebut. Para narasumber yang terlibat dalam program ini, seperti Dr. Ir. Eri Mustari, M.P., Ujang Dinar Husyari, S.P., M.P., dan Dr. Ir. Aep Supriyadi, M.P., membantu dalam menyampaikan pengetahuan dan keterampilannya kepada masyarakat.

Program ini juga melibatkan sejumlah mahasiswa ITB, seperti Ahmad Al-Faruq (BA’21), Nur Asiyah (BA’21), Putri Septiani (BA’21), serta Haydar Alfan Nur (BA’18) yang bergabung melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk membantu proses pelatihan dan pendampingan. Tim ITB turut memberikan bantuan dalam pengadaan peralatan dan alat-alat yang diperlukan, seperti screen house dan shading house untuk bibit buah-buahan, peralatan perbanyakan tanaman, dan alat irigasi tetes digital berbasis IoT.

Menurut Dr. Dadang Sumardi, salah satu kunci kesuksesan program ini adalah adanya sinkronisasi yang baik antara ITB dan masyarakat setempat. Selain itu, partisipasi aktif dari pihak kelurahan turut memberikan dukungan yang besar. Masyarakat setempat pun merespons positif dan aktif dalam program ini. Peserta pelatihan terdiri atas berbagai kelompok, termasuk ibu-ibu PKK, karang taruna, dan kelompok tani.

Dr. Dadang Sumardi menekankan pentingnya komunikasi yang intens dalam menjalankan program tersebut. Sejak awal, masyarakat dilibatkan dalam proses perencanaan sehingga kebutuhan mereka dapat ditemukan dan terpenuhi dengan baik. Pihak ITB melakukan survei dan diskusi sebelum datang ke lokasi, dan komunikasi via Zoom telah dilakukan sejak awal untuk mengenal masyarakat setempat.

"Kita menganggap mereka itu bukan masyarakat yang harus dibantu, bukan, tapi mitra. Kita tidak menempatkan diri sebagai pihak yang serba tahu, kita ajak mereka untuk memecahkan masalah bersama, sehingga mereka merasa diakui. Intinya komunikasi yang intens," ujar Dr. Dadang Sumardi.

Tantangan yang dihadapi oleh Tim Dosen ITB yakni umumnya masyarakat berprofesi sebagai petani kelapa sawit. Tim dosen ITB pun membekali warga dengan pelatihan dasar-dasar budidaya pertanian sebelum mulai menerapkan konsep permakultur itu sendiri. Selain itu, strategi lain yang dilakukan yakni dengan menjadikan masyarakat yang sudah berpengalaman dalam hal budidaya sebagai fasilitator bagi masyarakat lainnya.

   

Hasil awal dari program ini sudah sangat menggembirakan. Masyarakat di Kelurahan Pemaluan telah mampu memperbanyak tanaman hias, membuat tanaman buah dalam pot (tabulampot), dan menghasilkan pupuk organik. Dalam upaya mendukung program ini, Tim Dosen ITB berencana melanjutkan kegiatan di tahun berikutnya untuk membangun lahan percontohan di Kelurahan Pemaluan.

Tim dosen ITB berharap, pengetahuan mengenai konsep pemakultur dapat tersebar dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Program ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis tentang pertanian, tetapi juga membantu dalam pembentukan kemitraan antara ITB dan masyarakat setempat, menciptakan keberlanjutan dan pembangunan IKN yang positif.

Reporter: Ardiansyah Satria Aradhana (Rekayasa Pertanian, 2020)

Editor: M. Naufal Hafizh