Prof. Marie Lowegren : Jalan Panjang menuju Entrepreneurial Univeristy

Oleh Gilang Audi Pahlevi

Editor Gilang Audi Pahlevi


BANDUNG, itb.ac.id- Institut Teknologi Bandung (ITB) tengah meniti jalan untuk menjadi entrepreneurial university. Berbagai upaya dilakukan untuk dapat menjadikan ITB sebagai inkubator pengembangan berbagai karya yang dapat diaplikasikan ke masyarakat. Sebenarnya istilah entrepreneurial university bukanlah suatu istilah yang baru di dunia ini. Universitas-universitas di luar negeri telah mengadopsi sistem tersebut.


Salah satu universitas yang mengadopsi entrepreneurial university adalah Lund University, Swedia. Dengan menghadirkan salah seorang dosen dari universitas tersebut, Associate Professor Marie Lowegren pada Jumat (10/03) di Auditorium Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM), ITB memberikan kesempatan bagi mahasiswanya untuk mengetahui keberjalanan entrepreuneurial university di luar negeri, khususnya Swedia. Saat ini, Lund University memiliki Sten K. Johnson Centre for Entrepreneurship yang secara fungsi serupa dengan Lembaga Pengembangan Inovasi dan Karya (LPiK) ITB. Namun untuk mencapai hal ini dibutuhkan perjalanan yang panjang dan berliku.


Pada tahun 1950-1960, Gambro dan Tetra Pak adalah perusahaan terkemuka Swedia yang melakukan inovasi di bidangnya masing-masing. Saat itu kegiatan untuk berinovasi adalah milik perusahaan, dan dilakukan atas dasar rasa keingintahuan dan penasaran. Namun, ketika memasuki era 1980-an, perekonomian Swedia mengalami penurunan. Salah satu faktor pentingnya adalah karena perusahaan perkapalan Swedia yang begitu digdaya menurun jumlah pelayarannya, disebabkan dengan menurunnya jumlah barang yang dapat diekspor ke luar negri. Maka pada era tersebut, beberapa pengusaha besar asal Swedia berinisatif untuk membuat pusat inovasi. Hal ini terinspirasi dengan adanya science park yang dibangun di London. Pusat inovasi tersebut dibuat dengan tujuan untuk mendongkrak munculnya berbagai produk inovatif baru yang dapat dipasarkan, sekaligus memicu kembali bisnis perkapalan Swedia. Science park ini kemudian diberi nama Ideon Science Park.


Pada tahun 1989, ada seorang professor pertama di Lund University yang menekuni bidang entrepreneurship. Saat itu, ia ingin menginisiasi pengajaran dan pembelajaran terkait entrepreneurship di univeritas tersebut. Namun, gagasannya ditolak karena ide tersebut masih terasa begitu asing. Selain itu, terminologi entrepreneurship berkonotasi negatif dikarenakan berwirausaha dekat dengan korporat dan kapitalisme. Memasuki era 1990an, ide professor tersebut mulai dapat diterima karena adanya beberapa professor lain dari fakultas yang berbeda-beda yang memiliki pandangan yang sama. Maka pada tahun 2000, Lund University memulai adanya aktivitas untuk melibatkan mahasiswanya dalam kerangka berwirausaha. Program ini disertai dengan adanya pendanaan bagi ide-ide yang dinilai dapat diterapkan dan dikembangkan menjadi bisnis yang lebih besar.


Program tersebut pun kemudian didukung dengan adanya mata kuliah tentang entrepreneurship, yang pertama dimulai pada tahun 2004. Belajar dari kesalahan sebelumnya ketika istilah entrepreneurship tidak disukai publik, maka mata kuliah ini mengusung tema besar “to work with innovative project”. Pada dekade ini, semangat entrepreneurship telah semakin menggelora di Lund University. Menurut Marie, hal ini disebabkan oleh faktor push and pull yang terjadi. Faktor push maksudnya adalah dorongan eksternal yang berasal dari pemerintah. Faktor pull adalah tarikan internal yang diusahakan oleh civitas akademika Lund University.


Dalam pengembangan inovasi di Lund University, terdapat 4 aktor yang memberi sumbangsih yakni akademisi, pemerintah kota, pihak swasta dan komunitas-komunitas yang ada dalam kota tersebut. Namun keberadaan 4 aktor ini tidak selamanya baik. Dengan banyaknya pemain, maka semakin banyak proyek-proyek yang bermunculan. Banyak dari proyek tersebut yang ternyata tidak berkelanjutan dan pupus di tengah jalan. Untuk menyiasati hal ini, seleksi terhadapa proposal proyek semakin diperketat.


Saat ini Lund University masih terus berupaya mengembangkan kapasitasnya sebagai entrepreneurial university dengan membangun berbagai fasilitas pendukung lainnya. Salah satu yang paling ambisius adalah dengan membangun Science Road dan Science Village Scandinavia. Science Road ini adalah sebuah area khusus untuk mengembangkan iptek dengan berbagai perusahaan yang mendirikan R&D di daerah tersebut. Sementara Science Village Scandinavia adalah pemukiman yang disediakan khusus untuk para saintis dan peneliti yang bekerja di Science Road.