Endinamosis 2015: Konferensi Internasional Pertama Terkait Pemberdayaan Pedesaan

Oleh Cintya Nursyifa

Editor Cintya Nursyifa

BANDUNG, itb.ac.id - ITB sebagai inisiator di berbagai bidang kembali menggagas konferensi internasional pertama. Bertempat di GKU II ITB kampus Jatinangor, Pusat Pemberdayaan Perdesaan (P2D) ITB mengadakan konferensi nasional yang berjudul "ENDINAMOSIS 2015: 1st International Conference on Rural Development and Community Empowerment" pada Sabtu, (21/11/15). Endinamosis 2015 merupakan acara resmi dari pusat pemberdayaan perdesaan (P2D) untuk beragam disiplin ilmu agar dapat saling berdiskusi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan akademik dan penelitian. Endinamosis 2015 diisi oleh berbagai materi yang dibawakan oleh narasumber yang berasal dari kalangan para ahli dan pimpinan dalam bidang akademik dan dunia bisnis yang dikumpulkan dalam sebuah forum terbuka untuk melakukan brainstorming  terhadap beberapa isu yang dihadapi oleh para sarjana dan akademisi. Kegiatan ini pun menyediakan sesi tanya jawab dan mengundang antusiasisme yang cukup tinggi, baik mahasiswa nasional maupun mahasiswa internasional ikut menunjukkan kekritisannya dalam membuka wawasan.

Setelah dibuka oleh Endra Susila, Ph. D selaku Kepala P2D, kegiatan ini dilanjutkan dengan pemberian sambutan oleh Prof. Bermawi Iskandar sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Adapun Narasumber yang hadir adalah Ir. Suprayoga Hadi, MSP sebagai Direktur Jendral Pengembangan Daerah Tertentu Kementerian Desa,Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Prof. Sumer Sahin dari Atilim University (Turki), Irwan Rusli, Ph.D dari Princeton Institute of Technology, dan Agus Astra. Dalam sela-sela presentasi disajikan kondisi daerah tertentu di beberapa negara sebagai gambaran bentuk pemberdayaan untuk sekedar merenungkan masa lalu, dan melihat ke depan dan menemukan ide-ide dan temuan baru. Sebagai hasil dari konferensi ini, panitia menawarkan para peserta untuk mendapat kesempatan untuk mempublikasikan karyanya ke jurnal internasional.

Konferensi internasional ini terdiri dari 3 kegiatan utama; Keynote Speech, sesi presentasi paper secara paralel, dan pameran infografis yang berisi aktivitas mahasiswa ITB dalam memberdayakan masyarakat, baik dalam bentuk pengabdian masyarakat maupun Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik. Ada tiga topik yang disajikan baik untuk paper maupun infografis. Topik-topik tersebut adalah teknologi terapan, sosial ekonomi, dan pelestarian budaya dan pengembangan institusi. Bahasan  materi mengenai teknologi terapan mencakup semua inovasi dan penemuan teknologi yang menggunakan sumber daya lokal sebagai solusi untuk memecahkan masalah-masalah lokal, sebagai contoh "Indoneia merupakan negara kepulauan, dimana setiap pulau tidak bisa mentransfer energi listrik ke pulau lain, untuk itu setiap pulau harus dapat menyediakan sumber listriknya masing-masing," papar Sumer Sahin. Teknologi tersebut dapat berupa peralatan, metode, atau perangkat lunak. Kemudian topik sosial ekonomi membahas hal yang mencakup semua solusi alternatif yang ditawarkan untuk memecahkan masalah sosial dan ekonomi. Contohnya adalah penelitian tentang masalah-masalah sosial, unit usaha kecil dan menengah atau industri dalam negeri. Topik terakhir yang berisi pembahasan mengenai pelestarian budaya dan pengembangan institusi ini mencakup solusi untuk melestarikan budaya atau nilai-nilai lokal, juga alternatif untuk pengembangan sistem kelembagaan.Tidak lupa dalam acara ini disajikan pula demonstrasi perangkat biomedik oleh Irwan Rusli sebagai bentuk tambahan pengetahuan di bidang teknologi.


sumber: p2d.itb.ac.id