"Information Centre itu kan terang dan terlihat transparan sehingga ingin memberikan kesan yang lebih clean dan sederhana, nggak ribet," jelas Melvin Taslim (Teknik Arsitektur 2015) yang bertugas sebagai penanggung jawab harian. "Pameran kali ini lebih memanfaatkan banyak cahaya alami dengan penggunaan kayu-kayu dan warna putih agar terlihat lebih bersih," tambah Fathia Tsara Amanna (Teknik Arsitektur 2015).

"Sebenernya minimal itu intinya mirip sama clean, jadi secara visual nggak terlalu kompleks, jadi konten pamerannya bisa stand out dan pengunjung nggak terdistraksi dengan dekorasi-dekorasi yang ada," ungkap Haidar El Haq (Teknik Arsitektur 2015) selaku ketua pelaksana Epilogue Juli 2017.

Lima karya dari wisudawan Arsitektur 2012 ini tersusun rapi dengan penyangga dari kayu-kayu dan didesain dengan menarik dalam ruangan minimalis sesuai dengan tema yang diusung kali ini. Oleh karena itu, pengunjung tetap menikmati karya yang terpajang meskipun dalam ruangan yang kecil.

Karya yang ditampilkan berupa planning site dan maket sebagai prototype dari karya yang dibuat. Karya yang terpajang tersebut yaitu Pusat Penelitian Kebumian, Sains dan Antariksa Bosscha, TB Simatupang Office Tower, Scientia Auditorium, Sarana Penunjang Observatorium Timau, dan Gedung Khusus Penyakit Infeksi RSPI Sulianti Saroso. Sebagai tambahan informasi dari maket yang dibuat, maka terdapat poster yang menjelaskan maket tersebut.

Pameran ini dihadiri oleh banyak pengunjung dari berbagai institusi. Seperti pada Epilogue yang lalu, pengunjung dapat memberikan komentar untuk Epilogue maupun untuk karya-karya yang terpajang dan dapat terpantau semua komentar yang diberikan pengunjung merupakan komentar positif serta saran yang membangun.