Era Reka Cipta, Parade Wisuda Untuk Bangkitkan Kepeloporan Mahasiswa ITB

Oleh Ahmad Fadil

Editor Ahmad Fadil

BANDUNG, itb.ac.id - Wisuda merupakan momen spesial bagi banyak orang. Di Institut Teknologi Bandung (ITB), wisuda dengan memakai baju toga lengkap dengan medalinya adalah apresiasi terhadap wisudawan yang telah berhasil menyelesaikan pendidikannya. Bentuk apresiasi lain yang menjadi ciri khas ITB adalah arak-arakan atau dikenal dengan Parade Wisuda.

Pada hari Sabtu, (7/4/18), dilaksanakan arak-arakan untuk Wisuda Kedua Tahun Akademik 2017/2018. Setelah mengikuti Sidang Terbuka di Sabuga, wisudawan disambut oleh masing-masing Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) untuk diarak dari depan gedung Sabuga hingga Lapangan CC Barat.

Parade Wisuda ITB telah menjadi budaya yang dilakukan setiap tiga tahun sekali, yaitu pada bulan Oktober, April, dan Juli. Belasan tahun yang lalu, arak-arakan dilakukan oleh masyarakat terhadap wisudawan ITB  dan seiring berjalannya waktu, konsep Parade Wisuda mengalami perubahan. Wisudawan diarak oleh himpunannya masing-masing sebagai bentuk apresiasi.

Baliho-baliho HMJ terpasang dengan megah di bagian utara dan selatan Saraga, barisan wisudawan berjalan diiringi dengan yel-yel dan nyanyian untuk memantik semangat arak-arakan. Masing-masing HMJ melakukan ‘prosesi’ di tangga Sunken Court. Acara ini selalu mengundang perhatian dari massa kampus dan masyarakat setempat, yang ditunjukkan dengan ramainya Sunken Court oleh masyarakat dan mahasiswa yang ingin menonton.

“Waktu di Sunken, kita bisa lihat banyak warna-warni budaya, khas, dari semua himpunan mahasiswa jurusan di ITB, dan itu menarik buat ITB sendiri, sehingga setiap prosesi HMJ akan rugi kalau dilewatkan,” tutur Ilham, salah satu mahasiswa ITB yang menonton prosesi di Sunken Court.

Walaupun sempat terjadi hujan deras, penonton tetap ramai nenonton arak-arakan tersebut. Setelah melakukan prosesi arak-arakan, barisan wisudawan akan berjalan kaki menempuh rute Jalan 5, Jalan E, Jalan 3, Jalan D, Jalan 1, Jalan A, Jalan B, dan Lapangan CC Barat. Di lapangan CC Barat, HMJ akan melakuan persembahan berupa perform untuk wisudawan. Perform merupakan rangkaian terakhir dari arak-arakan. Para anggota HMJ akan menampilkan drama selama kurang lebih 6 menit, yang biasanya ditutup dengan interaksi langsung dengan wisudawan.

Tema dari Parade Wisuda kali ini adalah Era Reka Cipta. Dengan tagline “Prakarsa Rekayasa Karya”, wisudawan diharapkan akan menjadi pelopor untuk terciptanya karya-karya anak bangsa. “Harapannya,, tema ini akan terasa dan nyata bagi para HMJ maupun wisudawan,” kata Ababil Akram, selaku Ketua Parade Wisuda April 2018. Selain itu, tema Era Reka Cipta ini diharapkan dapat memantik massa kampus dan wisudawan untuk melakukan pergerakan besar yang bermanfaat bagi orang-orang sekitar, seperti para rekacipta yang terdahulu. Tidak hanya itu, HMJ pun memiliki subtema mengenai penemuan yang berguna bagi masyarakat, seperti sepeda, payung, tank baja, dan benda-benda penemuan di masa lalu.

Salah satu HMJ yang mencuri perhatian penonton adalah Keluarga Mahasiswa Teknik Industri (MTI) yang mengangkat tema Virtual Reality. “Kami mendapat inspirasi dari film The Greatest Showman,” tutur Nana, selaku Ketua Wisuda MTI. “Namun, cerita yang kami bawakan berbeda. Kami mengangkat cerita mengenai lingkungan yang kurang produktif, namun sebenarnya masih dapat dieksplor lagi,” lanjut Nana. Menurutnya, penemuan Virtual Reality membuat orang-orang dapat melihat lingkungan dan dunia yang lebih baik.  

Parade Wisuda juga dimeriahkan oleh food tennant yang terletak di Jalan A Kampus Ganesha ITB. Parade Wisuda selalu menjadi momen berarti bagi wisudawan, orang tua, keluarga, dan massa kampus pada umumnya. Semua elemen di ITB turut meramaikan kegiatan ini. Parade Wisuda juga menjadi salah satu bukti hadirnya warna-warni di ITB yang bersatu dalam satu tujuan, yaitu apresiasi kepada wisudawan

Penulis: Sabrina Farah Salsabilla (Teknik Lingkungan 2016)

Dokumentasi: Panitia Parade Wisuda 2018 Divisi Dokumentasi