Farmasi Pedesaan : Laboratorium Pengabdian Masyarakat Mahasiswa ITB Dari Masa ke Masa

Oleh Hafshah Najma Ashrawi

Editor Hafshah Najma Ashrawi

Bandung, itb.ac.id - Bagi mahasiswa ITB, penerapan ilmu yang mereka terima di bangku kuliah rupanya tidak hanya sekedar berakhir di ruang laboratorium atau studio. Penerapan ilmu tersebut sejatinya akan lebih berarti jika mampu diaplikasikan di masyarakat luas. Hal tersebut dibuktikan dengan beragamnya program pemberdayaan masyarakat yang dikembangkan oleh berbagai program studi di ITB lewat organisasi kemahasiswaan terkait, tidak terkecuali Sekolah Farmasi ITB. Adalah Farmasi Perdesaan, kegiatan community development desa binaan, yaitu Desa Kidang Pananjung Kabupaten Cililin yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi (HMF) 'Ars praeparandi'.

Awalnya, Farmasi perdesaan pertama kali dirintis oleh angkatan Farmasi 80' dan selanjutnya rutin diadakan setiap dua tahun sekali hingga sekarang. Tahun 2013 ini merupakan keempat kalinya desa Kidang Pananjung menjadi desan binaan HMF. Alasan dipilihnya Desa Kidang Pananjung sebagai desa binaan HMF antara lain dikarenakan keterbatasan akses transportasi menuju desa,tingkat pendidikan warga yang masih rendah, dan kondisi ekonomi warga yang mayoritas masih berada pada golongan menengah ke bawah.

Pada tahun keempatnya, HMF mengadakan follow up farmasi pedesaan ke-empat belas guna mengevaluasi program-program yang telah dilakukan pada farmasi pedesaan, namun banyak juga program-program baru yang dilaksanakan pada follow up farmasi pedesaan pada tahun ini. Pada tahun ini, HMF mencoba untuk meningkatkan kesadaran dan kualitas masyarakat di tiga bidang : pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Follow up farmasi pedesaan diawali dengan dua kali kegiatan survey pada bulan maret untuk menginput data ulang terkait program-program yang telah dilaksanakan pada tahun 2012 dan program apa saja yang bisa ditindaklanjuti pada 2013 kali ini.

Follow up farmasi pedesaan diadakan  4 kali pada tahun ini yaitu pada tanggal 15 dan 22 juni 2013 dan 16-17 serta 25 agustus 2013. Kegiatan yang dilakukan beragam dan tersebar di berbagai tempat hingga yang terletak paling jauh dan terpencil di desa Kidang Pananjung. Pada hari pertama follow up farmasi pedesaan diselenggarakan pelatihan baca tulis untuk warga umum yang buta huruf, pendidikan P3K dan kesehatan dasar. Tidak lupa, terdapat penyuluhan tentang bahaya merokok bagi pelajar SD dan MTS.

Masih di Desa Kidang Pananjung, hari kedua farmasi perdesaan dilanjutkan dengan pengontrolan dan pelatihan lanjutan bagi pemilik biogas yang telah dipasang pada Farmasi Perdesaan sebelumnya. Setelah itu, diteruskan dengan penyuluhan mengenai penanaman tanaman obat keluarga, penyuluhan tentang penggunaan obat bebas dan obat keras. "Kesadaran masyarakat akan pengonsumsian obat di Desa Kidang Pananjung masih minim sekali. Masih banyak warga yang menganggap mengonsumsi obat parasetamol setiap hari itu tidak apa-apa," ujar Ririn Ariani Dewi (Sains dan Teknologi Farmasi 2010) selaku general manager pengabdian masyarakat farmashare, HMF ITB . HMF memberikan penyuluhan tentang pemakaian obat dan memperkenalkan swamedikasi atau pengobatan sendiri oleh pasien menggunakan obat-obatan herbal dari tanaman obat keluarga.

Pada hari ketiga, tepat pada tanggal 17 agustus HMF dan warga kidang pananjung bersama merayakan ulang tahun kemerdekaan RI yang ke 68. Acara dipusatkan di balai desa berupa perlombaan-perlombaan  yang didahului dengan upacara  menaikkan bendera. Perlombaan yang diadakan yaitu lomba kelereng, lomba bakiak, memasukkan benang ke jarum, lomba tari balon, lomba mengambil koin dari papaya yang dilumuri oli, lomba makan krupuk, dan lomba baca puisi. Selain lomba-lomba yang bersifat menghibur rupanya HMF juga tidak lupa menyisipkan lomba lomba untuk mengulang kembali materi-materi posyandu yang telah diberikan di farmasi pedesaan sebelumnya. Selain itu, terdapat penampilan-penampilang panggung oleh warga Desa Kidang Pananjung. Acara ini rupanya tidak hanya diramaikan oleh warga Desa Kidang Pananjung, tetapi juga oleh mahasiswa farmasi program Students Exchange dari berbagai negara seperti Mesir, Jerman, Polandia, dan Slovenia.

Pada hari terakhir, HMF menggelar balai pengobatan. Sebelumnya, Desa Kidang Pananjung memiliki jumlah tenaga kesehatan desa yang masih sangat minim, hanya ada satu bidan tanpa ada dokter dan apoteker. Selain itu, bidan hanya dibantu oleh kader-kader posyandu dan melakukan program posyandu keliling pada jadwal yang ditentukan. Meskipun terdapat puskesmas pembantu di desa, namun kondisinya tidak mendukung dikarenakan tidak ada dokter sehingga ketika warga sakit mereka terbiasa untuk sekedar membeli obat di warung. Jika sakit yang dialami cukup serius, warga Desa Kidang Pananjung biasanya mendatangi puskesmas terdekat di Kecamatan Cililin.

Balai pengobatan yang diusung HMF merupakan kegiatan pusKesmas keliling dengan mendatangkan dokter,apoteker dan membawa obat. Kegiatan berpusat di balai desa dengan menggandeng dokter dan perawat dari Komunitas Relawan Bantuan Medis (KRBM)  dan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) sedangkan apoteker, asisten apoteker untuk meracik obat langsung dari mahasiswa profesi dan mahasiswa sarjana farmasi ITB.

Tahun ini telah diputuskan sebagai tahun terakhir Desa Kidang Pananjung sebagian desa binaan bagi HMF. Telah banyak perkembangan di desa tersebut baik oleh program pengemabdian masyarakat mahasiswa ITB maupun dari pemerintah. Harapannya Desa Kidang pananjung terus berkembang dan mampu meningkatkan potensi tiap masyarakatnya. Setelah empat tahun berada di Desa Kidang Pananjung dan mengamati perkembangannya, Desa Kidang Panajung dinilai telah layak dilepas. Maka, tahun ini akan menjadi tahun terakhir farmasi pedesaan di Desa Kidang Pananjung dan pada bulan November mendatang akan diadakan presentasi pada perangkat desa, diskusi rembukan desa serta seremonial perpisahan Desa Binaan Kidang Pananjung.

"Dari seluruh rangkaian folowup farmasi pedesaan ini pada juni-agustus 2013 harapannya dapat meningkatkan jiwa kepedulian dari mahasiswa mahaisswa ITB sehingga jiwa ini dapat ditanam dan dibawa terus hingga lulus. Sehingga ketika mahasiswa  HMF telah terjun ke masyarakat di dunia kerja nanti tidak melupakan nasib masyarakat sekitar apalagi bangsanya. Selain itu, HMF juga berharap kegiatan farmasi pedesaan ini bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi warga desa kidang pananjun," tukas Ririn mengakhiri wawancara.