Fauzan Reza Maulana: Berprestasi dengan Lakukan Hal yang Dicintai

Oleh Shabrina Salsabila

Editor Shabrina Salsabila

BANDUNG, itb.ac.id - Pada akhir bulan April lalu ITB mengumumkan Fauzan Reza Maulana (Teknik Sipil 2011) sebagai juara I dalam ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Utama Tingkat ITB 2014. Dengan gelar Ganesha Prize tersebut pria yang akrab disapa Fauzan ini akan mewakili ITB dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional yang akan diadakan oleh Direktorat Perguruan Tinggi (DIKTI) pada bulan Juli nanti. Selain prestasinya sebagai Mahasiswa Berprestasi ITB, Fauzan juga telah meraih berbagai prestasi-prestasi lain yang tak kalah membanggakan. Berikut adalah rangkuman dari wawancara Kantor Berita ITB dengan Fauzan disela-sela kesibukannya.

Setelah menamatkan pendidikannya di SMA Labschool Kebayoran Jakarta, pria yang lahir di Jakarta pada 12 Oktober 1993 ini melanjutkan studinya ke program sarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung. Menjadi mahasiswa di program studi ini memang telah menjadi impiannya sejak bersekolah di sekolah dasar. "Awalnya saya ingin masuk Teknik Sipil karena suka bangunan sejak kecil namun sekarang saya ingin membangun hal-hal yang berguna untuk Indonesia seperti menciptakan bangunan yang kuat dengan biaya murah hingga menyelesaikan permasalahan pemerataan pembangunan di Indonesia," ujar Fauzan.

Untuk menjadi Mahasiswa Berprestasi Utama ITB, Fauzan mengangkat isu structural health monitoring atau pemantauan kesehatan struktur dengan menggunakan sensor yang terhubung langsung dengan sistem komputer. Berbeda dengan pemantauan kesehatan struktur biasa yang dilakukan dengan pengelihatan atau penembakan gelombang. Dengan teknologi tersebut akan memudahkan penanggulangan bencana alam seperti gempa atau terjadinya kerusakan struktur bangunan dan jalan. Hal ini sangat sesuai dengan kondisi geografis Indonesia yang rawan akan terjadinya bencana alam. Setelah melalui seleksi administrasi dan seleksi tingkat fakultas, Fauzan berhasil meyakinkan para juri untuk memilihnya menjadi Mahasiswa Berprestasi Utama ITB.

"Saat diumumkan sebagai mapres ITB tentunya saya merasa senang karena merasa kerja keras yang dilakukan terbayar dan juga bangga karena dapat menghasilkan karya nyata dari apa yang diajarkan di perkuliahan. Tapi harus tetap fokus untuk menghadapi pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat nasional," ujar pria yang ingin melanjutkan studinya di bidang Teknik Sipil setelah lulus nanti.

Perjalanan di Dunia Debat

Saat Fauzan berada pada tingkat satu (TPB), Fauzan memutuskan untuk mengikuti unit kegiatan mahasiswa di bidang debat dengan menggunakan Bahasa Inggris, Student English Forum (SEF) ITB, sebagai ajang pengaktualisasian dirinya. Berbeda dengan kebanyakan anggota SEF ITB yang telah mengenal debat sejak sekolah menengah, Fauzan baru pertama kali menginjakkan kaki di dunia debat melalui SEF ITB.

Pada tahun pertama tersebut Fauzan mengikuti sebelas kompetisi debat, namun tidak ada satupun yang menjadikannya sebagai juara. Hal ini tidak membuat Fauzan menyerah dan putus asa. Pada tahun berikutnya ia kembali mengikuti berbagai kompetisi hingga akhirnya menjadi juara di beberapa kompetisi debat bergengsi seperti Asian English Olympic 2013, ALSA UI 2013, serta turut menjadi best speaker dalam National University Debating Championship (NUDC) 2013, dan menjadi orang Indonesia pertama yang menjadi juara pertama dalam kompetisi debat tingkat internasional, World University Debating Championship 2014, yang diselenggarakan di kota Chennai, India pada bulan Januari lalu.   

"Dari debat saya mendapatkan banyak hal. Mulai dari percaya diri saat berbicara di depan umum, kemampuan untuk menyampaikan pendapat yang ada di pikiran kita, pengetahuan mengenai topik yang dijadikan bahan debat, dan teman-teman yang menginspirasi," cerita Fauzan.

Di akhir wawancara Fauzan berpesan agar selalu berbuat baik kepada orang lain dan melakukan segala hal dengan sebaik-baiknya karena hasilnya akan sesuai dengan usaha yang dikeluarkan. "Apapun hal baik yang kita lakukan untuk orang lain pasti akan kembali ke kita," ujar Fauzan. Kemudian ia juga berpesan agar selalu melakukan apa yang memberikan kebahagiaan kepada diri sendiri bukan hanya karena ikut-ikutan atau karena hanya materi semata. "Lakukan apa yang kalian cintai," pesan Fauzan.