FFL PT Astra Otoparts: Winteq

Oleh Krisna Murti

Editor Krisna Murti

Jumat, 28 April 2006, Career Development Center ITB menggelar Free Friday Lesson yang terakhir di bulan April. Hadir sebagai pembicara adalah para wakil dari PT Astra Otoparts. Astra Otoparts adalah salah satu anak perusahaan dari Astra International yang bergerak dibidang manufaktur komponen mesin. Kali ini, materi yang dibawakan berhubungan dengan pentingnya pengembangan kompetensi lokal. Materi ini dipaparkan dengan contoh kasus nyata, Winteq. Winteq adalah anak perusahaan bentukan PT Astra Otoparts yang akan menjadi bengkel untuk kebutuhan industri. Kuliah diawali dengan penyadaran bahwa ilmu rekayasa (local engineering) di tingkat lokal itu punya peranan yang sangat penting. Dicontohkan bahwa Astra dahulu membeli mesin langsung dari Jepang seharga 2,5 milyar Rupiah. Mesin ini kemudian dipelajari dan dicoba untuk dibuat secara mandiri. Hasilnya biaya yang diperlukan untuk membuat mesin yang sama, dengan kualitas dan kapasitas kerja yang sama, hanyalah 500 juta Rupiah. Local engineering pun akan menunjukkan peran pentingnya dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam proses manufaktur. Dicontohkan beberapa kasus di mana dilakukan beberapa modifikasi yang membuat line produksi menjadi lebih pendek, lebih murah, dan lebih efisien. Secara khusus, berangkat dari kesadaran akan pentingkan pengembangan kompetensi lokal, dalam hal ini kompetensi local engineering, Astra membentuk satu anak perusahaan lagi, Winteq. Winteq akan menjadi semacam bengkel peralatan industri yang menangani pesanan khusus dari konsumen, menangani kebutuhan pembuatan atau modifikasi mesin sesuai keinginan pelanggan, serta menangani layanan servis termasuk up-grade dan overhaul. Wilayah kerja Winteq akan meliputi konsep produksi, rekayasa desain, drafting, perencanaan manufaktur, perencanaan proses, perencanaan produksi, produksi dan perakitan, hingga kontrol kualitas dan uji coba. Untuk itu, Winteq memang direncanakan akan didukung oleh tiga kelompok, yaitu institusi riset (research community), komunitas akademik (academic community), dan komunitas rekayasa (engineering community). Semuanya dilakukan demi satu tujuan, mengembangkan kompetensi lokal.