FGB ITB Future Science and Technology Talk #2: Nanoteknologi dan Material Maju

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (FGB ITB) kembali menyelenggarakan webinar dalam series "FGB ITB Future Science and Technology Talk” pada Jumat (11/11/2022). Webinar ini diselenggarakan secara daring dengan mengusung tema "Nanoteknologi dan Material Maju".

Sejumlah sosok penting turut menghadiri webinar ini sebagai pemateri, seperti Prof. Brian Yuliarto dari Kelompok Keahlian Material Fungsional Maju, Fakultas Teknologi Industri ITB; Dr. Afriyanti Sumboja dari Kelompok Keahlian Ilmu dan Teknik Material, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB; dan Prof. Yudi Darma dari Kelompok Keahlian Fisika Material Elektronik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB.

Prof. Delik Hudalah selaku Sekretaris Komisi II Keilmuan Masa Depan FGB ITB, berkesempatan menjadi tuan rumah webinar FSTT #2. Acara disambut oleh Ketua FGB ITB, Prof. Edy Tri Baskoro. Dalam sambutannya, Prof. Edy mengatakan, “Webinar ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber untuk menghasilkan rekomendasi tentang sains dan teknologi yang harus dikuasai dan dikembangkan hingga tingkat nasional”.

Ketua FGB ITB, Prof. Edy Tri Baskoro saat memberikan sambutan.

Selanjutnya, Prof. Bambang Riyanto Trilaksono selaku Ketua Komisi II FGB ITB sebagai moderator bertugas menyampaikan pengantar dan memimpin agenda dari 3 pemateri dan diskusi webinar. “Nanoteknologi merupakan bidang yang paling banyak dikembangkan baik secara dasar konseptual maupun dalam aplikasinya yang sangat luas di berbagai bidang,” ungkap Prof. Bambang dalam pengantarnya.

Materi pertama bertajuk “Material Berpori Nano untuk Aplikasi Sensor” disampaikan oleh Prof. Brian Yuliarto dari FTI ITB. Beliau menyampaikan pemanfaatan nanoteknologi khususnya pada aplikasi biosensor. Beberapa aplikasi biosensor disusun berdasarkan modifikasi metal organic framework (MOF) yang dapat menghasilkan beberapa sensor elektrokimia dan sensor optik, seperti sensor glukosa, sensor kanker payudara, sensor tuberkulosis, hingga sensor virus dengue, hepatitis, COVID-19, dll.

Tangkapan layar presentasi Prof. Brian Yuliarto.

Materi kedua disampaikan oleh Dr. Afriyanti Sumboja dari FTMD ITB dengan judul ”Nanoteknologi untuk Baterai”. Fokus pembahasan materi ini seputar konsep nanoteknologi beserta pemanfaatannya pada produk baterai yang ditekankan pada komponen baterai, kapasitas baterai, hingga contoh aplikasi nanoteknologi baterai dalam penstrukturan silikon anoda yang efektif dan efisien dalam menyalurkan energi.

Tangkapan layar presentasi Dr. Afriyanti Sumboja.

Materi terakhir pada webinar FGB ITB kali ini disampaikan oleh Prof. Yudi Darma yang berjudul ”Nanostruktur Berbasis Metal Oksida untuk Divais Multifungsi”. Prof. Yudi Darma memaparkan penerapan nanostruktur dalam modifikasi material metal oksida untuk menghasilkan perilaku baru nanomaterial pada divais. Kompleksitas dari divais juga sangat berdampak pada pengembangan komponen nanostruktur, terutama kapasitas dan konsumsi energi yang diperlukan.

Tangkapan layar presentasi Prof. Yudi Darma.

Pada sesi diskusi, terdapat pertanyaan mengenai kemungkinan MOF mass production. Prof. Brian menyampaikan bahwa penelitian-penelitian yang sejauh ini dilakukan berguna untuk meningkatkan sensing performance dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibanding mass production. “Karena bidang kami functional material, jadi lebih ke penggunaannya. Kalau material sintesisnya, (bidang) kimia lebih menguasai, mass production kemungkinan dapat dilakukan pada bidang tersebut,” tambah Prof. Brian kepada penanya.

Pertanyaan berikutnya terkait pandangan tentang Si-based/SiNWs anode untuk diaplikasikan pada Na battery. Dr. Afriyanti Sumboja menjawab, “(Si-based anode) Bisa digunakan, tetapi masih kurang dalam power dan challenge-nya banyak juga, walaupun murah dan lebih sustainable.”

Terakhir, diskusi dilakukan untuk menjawab pertanyaan “apakah anoda/katoda berstruktur nano dapat mengurangi pembentukan SEI (Solid Electrolyte Interphase)?”. Pertanyaan tersebut dijawab oleh Dr. Afriyanti Sumboja. Beliau menyampaikan bahwa strategi untuk mengurangi lapisan SEI bukan pada material nano, namun melalui pendekatan dengan memberikan aditif pada elektrolit baterai atau menambah coating pada permukaan nanomaterial. “Kalau tidak di-coating atau dilakukan sesuatu, sedangkan partikel nano sangat kecil, kemungkinan lapisan SEI akan banyak sekali, justru kemungkinan besar memperburuk kondisi baterai”, ujar Dr. Afriyanti Sumboja.

Webinar ini dapat dilihat ulang pada saluran Youtube Forum Guru Besar ITB: https://youtu.be/RSC0Alyt8Cs

Reporter: Nisrina Nadhifa (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2018)