Fransiska Putri Wina Hadiwidjana: Bermimpi Tanpa Batas dalam GSP12 Singularity University

Oleh Ria Ayu Pramudita

Editor Ria Ayu Pramudita

BANDUNG, itb.ac.id - Fransiska Putri Wina Hadiwidjana (Informatika ITB 2008) merupakan salah satu dari 80 orang peserta program utama Singularity University Graduate Studies Program 2012 (GSP12) pada bulan Juni hingga Agustus 2012. Fransiska termasuk salah satu peserta termuda dalam program bergengsi yang diminati oleh 3000 pendaftar dari seluruh dunia ini. Fransiska, bersama dengan dua orang partner dari Amerika Serikat dan Israel, membentuk suatu tim yang bernama Med Sensation. Tim ini merupakan salah satu proyek yang paling disoroti dalam GSP12. Dengan pengalaman, ilmu, dan komunitasnya yang didapatkan dalam GSP12, Fransiska berhadap dapat menjadi salah satu dampak positif bagi kehidupan jutaan orang di Indonesia.

Berdasarkan deskripsi diri resmi dari Singularity University (SU), ia adalah institut pendidikan interdisipliner, internasional, dan interkultural yang unik yang memusatkan perhatian kepada pengaruh dan kesempatan yang dimungkinkan oleh teknologi-teknologi transformatif yang berkembang pesat dan mampu menyelesaikan tantangan-tantangan terbesar dunia. "SU merupakan tempat di mana mimpi dan ide tanpa batas bertemu dengan bakat dan sumber daya," ujar Fransiska, "Semua ide didengar, diapresiasi, dan dipertimbangkan, dengan akses kepada pakar-pakar terbaik dalam bidang masing-masing serta sumber-sumber daya lainnya yang dapat mewujudkan ide-ide tersebut menjadi kenyataan." Imigrasi manusia ke Mars secara permanen merupakan salah satu ide yang dibicarakan secara serius.

SU berlokasi di National Aeronautics and Space Administration (NASA) Ames Research Park, dengan partner kerja sama berbagai korporasi kelas dunia semacam Autodesk, Cisco, Credit Union Roundtable, ePlanet Ventures, General Electric, Genentech, Google, Intelius, the Kauffman Foundation, Nokia, Steelcase, dan Triple Ring Technologies. Pakar-pakar yang dihadirkan pun, tidak main-main, berasal dari Stanford University, Massachusetts Institute of Technology (MIT), Carnegie-Mellon University, Harvard University, dan institusi-institusi pendidikan besar lainnya di dunia, termasuk juga para ahli dan eksekutif dari dunia bisnis.

Pada tahun 2012 ini, program GSP12 menerima lebih dari 3000 pendaftar yang kemudian diseleksi menjadi 80 orang peserta yang berasal dari 36 negara di seluruh dunia. Lebih dari 50% peserta telah memiliki gelar master, dan 10% sedang dalam proses studi untuk meraih gelar Ph.D. atau yang setara. Fransiska, termasuk dari 40% wanita dari total peserta GSP12, juga termasuk salah satu peserta yang termuda dengan umurnya yang baru 22 tahun.

Bergabung bersama Singularity University

Terdapat dua cara penerimaan peserta di GSP12, yaitu aplikasi langsung melalui website SU dan melalui Global Impact Competition. Fransiska sampai di SU melalui cara kedua, yaitu dengan menjuarai Global Impact Competition di Indonesia. Global Impact Competition merupakan suatu kompetisi bagi inovasi yang membawa dampak positif bagi jutaan orang di negara masing-masing. Pemenang dari kompetisi ini akan dihadiahi beasiswa sepenuhnya untuk program GSP. Tahun ini beasiswa untuk Global Impact Competition di Indonesia sepenuhnya berasal dari kantong alumni SU di Indonesia, yaitu Adi Widjonarko dan Lunk Jayanata.

Proses pemilihan untuk Global Impact Competition sendiri terdiri atas beberapa tahap. Diawali dengan aplikasi tertulis, di mana para peserta diminta untuk membuat esai mengenai motivasi diri dan juga inovasi yang dikembangkan. Proses seleksi kemudian dilanjutkan dengan dua kali wawancara dengan pihak alumni SU dari Indonesia. Terakhir adalah wawancara dengan pihak SU, yang dilakukan melalui Skype. "Proses seleksi GSP12 memakan waktu sekitar satu bulan, bukan merupakan waktu yang panjang. Namun di balik kemenangan itu, terdapat bertahun-tahun kerja keras yang saya lakukan selama kuliah ditambah beberapa kesempatan pada momen yang tepat, dan tidak mengesampingkan pula berbagai keberuntungan dalam perjalanan yang saya lalui," ungkap Fransiska.

Sepuluh Minggu Paling Ajaib

Fransiska mengungkapkan bahwa sepuluh minggu yang ia lewati di SU dapat dikatakan sebagai waktu paling ajaib dalam hidupnya, "Selama sepuluh minggu di GSP12, saya dibombardir dengan berbagai pengetahuan baru, cara pandang baru tentang dunia, interaksi dengan puluhan pakar terbaik di dunia, dan mungkin yang paling penting adalah kebebasan untuk bermimpi tanpa adanya batasan."

Fransiska bersama dengan Adi Widjonarko dan Lunk Jayanata sebagai alumni SU percaya akan potensi yang dapat ditimbulkan oleh SU bagi dunia dan masyarakat Indonesia secara khusus. Oleh karena itu, mereka berkomitmen untuk terus mengembangkan potensi-potensi tersebut di masa depan dengan memastikan adanya wakil Indonesia ke SU melalui seleksi Global Impact Competition, pengenalan SU dan perintisan komunitas SU di wilayah Indonesia dan sekitarnya, serta proyek-proyek dengan dampak positif bagi jutaan kehidupan masyarakat Indonesia.

Baca tulisan terkait yang ditulis oleh Fransiska.