Menghadapi Dinamika Zaman, ATRIA 2025 Soroti Arsitektur sebagai Proses Adaptif

Oleh Chysara Rabani - Mahasiswa Teknik Pertambangan, 2022

Editor Anggun Nindita

ATRIA Architectural Design Exhibition 2025 di Galeri Campus Center Timur ITB (4-15/9/2025). (ITB/Chysara Rabani)
BANDUNG, itb.ac.id - Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menggelar ATRIA Architectural Design Exhibition 2025 dengan mengusung tema Designing for Uncertainty. Pameran arsitektur tahunan ini berlangsung pada 4-15 September 2025 di Galeri Campus Center Timur, ITB Kampus Ganesha, yang menghadirkan karya mahasiswa, dosen, alumni, serta kolaborasi dari universitas mitra, baik dari dalam maupun luar negeri.

Tema “Designing for Uncertainty” diangkat dari kesadaran bahwa dunia arsitektur saat ini sedang berada di titik penting. Ketidakpastian akibat perubahan lingkungan, instabilitas sosial-politik, perkembangan teknologi yang begitu cepat, hingga dampak transformasi pascapandemi membuat arsitektur perlu beradaptasi dengan cara pandang baru.

Arsitektur kini tidak lagi dipahami hanya sebagai bentuk yang statis, tetapi sebagai proses yang adaptif, mampu merespons keberagaman, perubahan, dan risiko dengan cara yang kritis dan kreatif.

Melalui ATRIA 2025, ditampilkan karya-karya terbaik mahasiswa ITB, mulai dari tugas akhir, tesis, hingga karya pemenang lomba. Pameran ini juga menghadirkan kontribusi dari dosen, alumni, dan universitas mitra, menjadikannya wadah kolaborasi sekaligus refleksi atas arah arsitektur masa depan.

Institusi yang turut berpartisipasi antara lain Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, Universitas Hasanuddin, Universitas Indonesia, Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Komputer Indonesia, Universitas Langlangbuana, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Sebelas Maret, Universitas Sumatera Utara, Universiti Teknologi Malaysia, dan The University of Melbourne.

Seluruh karya telah melalui proses kurasi oleh kurator profesional yang berafiliasi dengan asosiasi profesi, yakni Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI), dan Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI). Hal ini menegaskan kualitas dan keberagaman perspektif yang dihadirkan dalam pameran.

ATRIA Architectural Design Exhibition 2025 di Galeri Campus Center Timur ITB (4-15/9/2025). (ITB/Chysara Rabani)
Ketua Pelaksana ATRIA 2025, Rr. Diah Asih Purwaningrum, S.T., M.T., Ph.D., menegaskan pentingnya pameran ini dalam mempertemukan arsitektur dengan realitas yang penuh ketidakpastian. “Dunia kita merupakan dunia yang dinamis, sedangkan arsitektur merupakan sesuatu yang tetap dan rigid. Maka arsitektur harus memahami cara untuk tetap relevan di tengah arus atau berbagai turbulensi yang sifatnya dinamis,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa arsitektur perlu berpijak pada pengalaman masa lalu sekaligus kemampuan memprediksi masa depan dalam mendesain bangunan.

Rr. Diah juga berharap pameran ini dapat memberikan manfaat luas, khususnya bagi mahasiswa. “Harapannya, ATRIA dapat menjadi pemicu semangat untuk membuat karya-karya terbaik. Selain itu, pameran ini juga bisa menjadi bahan diskusi mengenai berbagai isu dan teknologi terbaru yang digunakan di dunia kerja maupun di universitas lain,” jelasnya.

Dengan kehadiran berbagai perspektif dan gagasan baru, ATRIA 2025 diharapkan tidak hanya menjadi ajang apresiasi karya, tetapi juga ruang refleksi sekaligus dialog kritis tentang bagaimana arsitektur dapat menjawab tantangan ketidakpastian di masa depan.

#pameran #arsitektur itb #atria #sdg 11 #sustainable cities and communities #sdg 9 #industry innovation infrastructure #sdg 13 #climate action