FTI ITB dan Singapore Polytechnic Berkolaborasi Gelar Learning Express 2024

Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

Mahasiswa peserta Learning Express (LEX) yang dilaksanakan pada 2-13 September 2024. (Dok. Panitia)

BANDUNG, itb.ac.id - Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung (FTI ITB) melaksanakan rangkaian kegiatan Learning Express (LEX) 2024 pada 2-13 September 2024. Bekerja sama dengan Singapore Polytechnic, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terjun langsung dan berkontribusi kepada masyarakat dengan menggunakan pendekatan design thinking.

Kegiatan ini melibatkan 30 mahasiswa FTI ITB serta 30 mahasiswa Singapore Polytechnic yang dibagi dalam 6 kelompok untuk membahas topik yang beragam. Acara ini pun bekerja sama dengan Desa Sitiwinangun, Kota Cirebon, karena luarannya mahasiswa mencari solusi  terkait masalah yang ada di industri gerabah dan keramik di tempat tersebut.

   

Rangkaian Learning Express dibuka dengan pemberian materi getting to know your local community buddy, design thinking recap, serta sharing session dari praktisi industri kepada para peserta. Pembekalan awal ini diharapkan dapat memberikan pengenalan kepada mahasiswa sebelum terjun dan berinteraksi langsung kepada masyarakat desa.

Permasalahan yang coba diselesaikan mahasiswa yaitu peningkatan efisiensi produksi gerabah, strategi peningkatan pemasaran gerabah, hingga pelestarian budaya yang terkandung dalam proses pembuatan gerabah di Desa Sitiwinangun, Cirebon.

Mahasiswa diberikan kesempatan untuk tinggal di Desa Sitiwinangun selama 3 hari 2 malam untuk mendapatkan gambaran kehidupan perajin gerabah dan keramik di Desa Sitiwinangun, mempelajari proses pembuatan, pemasaran, hingga melakukan wawancara langsung kepada masyarakat.

“Mahasiswa harus mengumpulkan data melalui wawancara dengan warga serta melakukan observasi untuk mengidentifikasi masalah yang ada. Kemudian data-data tersebut dianalisis dengan pendekatan design thinking untuk memahami kebutuhan masyarakat secara lebih mendalam. Setelah itu, mereka menyusun needs statement untuk mengidentifikasi akar permasalahan dan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat sesuai dengan topik tiap kelompok,” ujar Burhannudin, ST., M.Sc., PDEng., Ph.D., Ketua pelaksana Learning Express 2024

Pada akhir program ini, masing-masing kelompok akan membuat prototipe yang berisikan solusi untuk menjawab permasalahan yang terjadi dan kemudian dipamerkan.

Dalam segi pembelajaran, beliau menyampaikan bahwa Learning Express diharapkan dapat memberikan mahasiswa pengalaman untuk bekerja sama di dalam tim yang multidisiplin serta multikultural. Selain itu, mahasiswa dapat terlatih menyelesaikan masalah tidak terstruktur dan nyata yang terjadi di masyarakat.

“Kegiatan ini telah memberikan ruang untuk mahasiswa mampu mengimplementasikan skill mereka untuk mengatasi masalah yang terjadi di masyarakat. Latar belakang anggota tim yang berbeda-beda menjadi tantangan tersendiri, tetapi juga diharapkan mampu menjadi pengalaman yang mengesankan bagi para peserta,” ujar beliau.

Muhammad Wildan Akhyar, mahasiswa Teknik Bioenergi dan Kemurgi (2021) menyampaikan antusiasmenya sepanjang program Learning Express 2024. Walaupun jadwal LEX 2024 padat, dia mengaku mendapatkan banyak pengalaman berharga serta teman-teman baru dari Singapore Polytechnic.

“Kita di sini dari disiplin ilmu yang berbeda-beda, terus juga mendapat kesempatan berkolaborasi dengan mahasiswa Singapore Polytechnic. LEX 2024 ini benar-benar memberikanku opportunity untuk berbicara dalam bahasa Inggris serta teman baru. Meskipun agendanya padat tapi sangat berkesan karena tiap hari memiliki agenda yang berbeda-beda, seperti mengunjungi Desa Sitiwinangun dengan kearifan lokalnya, menyusun ide dan prototipe bersama, hingga eksplor Kota Bandung di akhir acara,” ujar Wildan.

Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)