GaneSHCA ITB: Tempat Sampah Pintar sebagai Solusi Cibeusi Bersih

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Saat ini, kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan telah meningkat dengan maraknya penyediaan sarana kebersihan, termasuk tempat sampah.

Rupanya, desain tempat sampah turut memengaruhi keberhasilan dalam upaya menjaga kebersihan. Sebagai contoh, orang enggan menggunakan tempat sampah yang bagian tutupnya masih harus dibuka dengan tangan karena mengurangi kenyamanan dan meningkatkan risiko kontak dengan sampah yang kotor.

Selain itu, desain tempat sampah juga perlu menyediakan petunjuk yang jelas dan mudah dimengerti untuk memilah sampah sesuai jenisnya. Jika tidak, sampah dapat bercampur meski telah disediakan bagian yang terpisah.

Berangkat dari permasalahan ini, tim ITB berupaya mewujudkan salah satu tridarma perguruan tinggi dengan membuat smart trash can. Tim terdiri atas dosen Dr. Megawati Zunita dan dua mahasiswa, Viona Aulia Rachmi dan Chairul Syifarachman.

Tempat sampah yang diberi nama GaneSHCA ITB itu memudahkan pengguna untuk membuang sampah tanpa menyentuh wadah. Tempat sampah dapat terbuka sendiri sejak jarak 47 cm sehingga kontak dengan bakteri dan virus yang melekat pada wadah pun dapat diminimalisasi.

GaneSCHA ITB diperkenalkan di Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Menurut data, desa tersebut memiliki jumlah rumah tangga miskin yang cukup banyak dan capaian indeks desa membangun terendah jika dibandingkan dengan desa lainnya. Tim ITB menyadari jika masalah lingkungan kerap berbanding lurus dengan pendidikan sehingga mereka pun memilih lokasi tersebut sebagai target pelaksanaan program.

Tidak hanya dalam bentuk peralatan, Dr. Megawati dan tim juga mencoba membangun kesadaran masyarakat mengenai kebersihan lingkungan. Pada 24 September 2022, mereka melakukan penyuluhan dengan judul “Pentingnya Pendidikan” yang dihadiri kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan anggota karang taruna. “Masyarakat menerima program ini dengan sangat antusias, bahkan banyak bertanya mengenai kesempatan beasiswa dan bekerja di ITB,” ungkap Dr. Megawati seperti yang ia tulis dalam Rekacipta ITB, edisi 14 Maret 2023.

Penyuluhan kedua dilaksanakan pada 19 November 2022 yang mengangkat tema “Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik” untuk mengedukasi prinsip pemilahan sampah dan cara mengelolanya.

Setelah kegiatan itu, tim ITB mengajak peserta penyuluhan untuk mengenal tempat sampah pintar GaneSHCA ITB dengan cara merakitnya bersama. Mereka juga menyerahkan 10 unit tempat sampah tersebut kepada pihak Desa Cibeusi untuk diletakkan di berbagai lokasi pelayanan publik, seperti sekolah dan lapangan.

“Pada tahap awal, GaneSHCA ITB akan dibuat sepasang, yaitu untuk sampah organik dan anorganik, sehingga masyarakat dapat mengolah sampah sesuai dengan jenisnya,” jelas mereka. Pada akhirnya, kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat Desa Cibeusi sehingga menciptakan lingkungan yang indah dan sehat.

*Artikel ini telah dipublikasi di Media Indonesia rubrik Rekacipta ITB, tulisan selengkapnya dapat dibaca di laman https://pengabdian.lppm.itb.ac.id

Reporter: Sekar Dianwidi Bisowarno (Rekayasa Hayati, 2019)