Global Youth Feast, Ajang Motivasi Mahasiswa untuk Jadi Calon Pemimpin Bangsa
Oleh Diviezetha Astrella Thamrin
Editor Diviezetha Astrella Thamrin
BANDUNG, itb.ac.id - Menanggapi era globalisasi dimana manusia semakin dituntut untuk menjadi pribadi unggul dan kompeten, AIESEC ITB menggelar Global Youth Fest (GYF) ITB 2013, sebuah acara talkshow dengan mengundang pembicara-pembicara inspiratif. Bertempat di Aula Timur ITB, acara yang digelar pada Sabtu (28/09/13) ini mengundang sukarelawan-sukarelawan dari Indonesia Mengajar, Presiden KM-ITB periode 2010-2011, dan beberapa pembicara inspiratif lainnya untuk hadir sebagai pembicara.
GYF merupakan acara terbesar yang diselenggarakan oleh AIESEC ITB, dimana AIESEC merupakan organisasi mahasiswa terbesar di dunia. AIESEC internasional telah tersebar di 126 negara dan merupakan organisasi non-profit dan non-politik yang diakui PBB. Acara ini dibagi ke dalam 2 mata acara, yaitu Youth Talk yang berupa sesi diskusi serta sharing dan Global Village, pameran yang diisi orang-orang asing yang membuka stand-stand kecil untuk memamerkan keunikan masing-masing negara. Makananan tradisional, bendera, kartu pos, bahkan kamus bahasa dipamerkan pada stand-stand yang beraneka ragam ini.
Pada acara Youth Talk, "Get Out of Your Comfort Zone" diusung sebagai tema dengan pembicara Herry Dharmawan, Presiden KM-ITB periode 2010-2011 dan Devi Ulummit, sukarelawan dari Indonesia Mengajar. Herry dan Devi menekankan betapa pentingnya keluar dari zona nyaman untuk meraih mimpi. "Mudah-mudahan kalian dapat merasakan dukungan dan dorongan untuk berani mengeksplorasi diri sendiri, serta mencari batasan dari kemampuan kalian untuk berkembang lebih baik," ucap Herry.
Menurut Alif Edris (Manajemen Rekayasa Industri 2012), Ketua GYF 2013, acara ini diselenggarakan untuk memotivasi mahasiswa ITB agar lebih berani untuk menjadi calon pemimpin muda global. Calon pemimpin muda global diharapkan dapat menjadi duta atau representatif bangsanya kelak. Selain itu, melalui acara ini, mahasiswa ITB juga dikenalkan dengan Global Youth Ambassador Program, sebuah program sukarela untuk tinggal di luar negeri selama 6 minggu. "Dengan mengikuti Global Youth Ambassador Program, mahasiswa dapat memperoleh pengalaman yang mengesankan, bahkan mungkin dapat mengubah hidup!" kata Alif.
GYF 2013 kemudian ditutup dengan rolldance, sebuah kebudayaan AIESEC dimana orang-orang melakukan mini flashmob dengan lagu-lagu internasional. Rolldance ini diikuti oleh semua angota AIESEC, baik pembicara, peserta, maupun partisipan-partisipan yang mengikuti program exchange. "Dengan program-program serta acara ini, kami berharap mahasiswa dapat memperoleh keberanian untuk menjadi global young leader," tutup Alif.