ITB, Untag Banyuwangi, dan UNESCO Ijen Geopark Bersinergi Lestarikan Hutan Mangrove Melawan Perubahan Iklim
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANYUWANGI, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB), bekerja sama dengan Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi dan UNESCO Ijen Geopark, menggelar kegiatan pengabdian masyarakat yang berlangsung dari tanggal 12 hingga 15 Juni 2024 di Daerah Teluk Pangpang.
Kegiatan ini melibatkan dosen dan mahasiswa dari Kelompok Keahlian (KK) Ilmu Kemanusiaan dan KK Hidrografi, serta lintas Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) dan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB).
Tim yang terlibat dalam kegiatan ini di antaranya Miga Magenika Julian, S.T, M.T., dosen dari KK Hidrografi FITB, Dr. Prima Roza, S.E, M.Ed. Admin., dosen dari KK Ilmu-Ilmu Kemanusiaan FSRD, serta Esa Fajar Hidayat, S.Kel, M.Sc., yang turut memberikan bimbingan secara daring dari Korea Selatan. Mahasiswa sukarelawan yang terlibat antara lain, Putri Farhaniah Zuldis (Oseanografi, 2020), Adhima Al Azmy (Teknik Geodesi dan Geomatika, 2021), dan Shafa Nur Hafidzah (Teknik Geodesi dan Geomatika, 2021).
ITB melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan sinergitas antara komponen akademis, keterlibatan masyarakat, dan peran pemerintah dalam memberikan solusi alternatif melalui metode empiris dan tindakan nyata terhadap isu-isu di tengah masyarakat dan lingkungan. Kegiatan ini tidak hanya bersifat internal ITB atau lokal di Jawa Barat, tetapi juga berskala nasional, untuk mengatasi isu global yang dampaknya dirasakan masyarakat lokal Indonesia, yaitu perubahan iklim.
Upaya yang dilakukan dalam kegiatan ini di antaranya penanaman 150 tanaman mangrove serta 12 kilogram bibit kepiting yg dilepas untuk menjaga ekosistem kepiting bakau, yang merupakan komitmen ITB dalam menciptakan adaptasi terhadap perubahan iklim dan menjaga lingkungan pesisir yang berkelanjutan. Penanaman mangrove ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap ekosistem pesisir dan membantu masyarakat setempat memahami pentingnya upaya ini dalam menghadapi perubahan iklim.
Dalam kegiatan ini, materi mengenai perubahan iklim dan lingkungan juga diseminasi kepada masyarakat di Daerah Teluk Pangpang dan siswa-siswi SMK Darul Ulum Banyuwangi. Meskipun banyak dari mereka sudah sering melakukan penanaman mangrove, pengetahuan mengenai alasan dan dampak dari tindakan tersebut masih minim. Melalui kegiatan ini, masyarakat dan siswa menjadi lebih paham tentang manfaat penanaman mangrove dan pentingnya kerja sama seluruh elemen masyarakat dalam melindungi lingkungan dari perubahan iklim.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini juga didukung oleh berbagai stakeholder setempat, termasuk akademisi dari Untag Banyuwangi dan SMA Darul Ulum, kelompok masyarakat seperti Pokdakan, NGO seperti UNESCO Ijen Geopark, serta otoritas pemerintahan setempat termasuk Dinas Lingkungan Hidup (DLH), perangkat Desa Wringinputih, dan penyuluh kehutanan.
Salah satu mahasiswa sukarelawan dalam kegiatan ini, Adhima Al Azmy, mengatakan kolaborasi antar keilmuan menjadi semakin penting di era global seperti ini. "Karena banyak masalah kompleks yang memerlukan pendekatan lintas disiplin ilmu," ujarnya.
Menurutnya, dengan menggabungkan pengetahuan dari berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan alam, teknologi, ilmu sosial, dan humaniora, diharapkan dapat menghasilkan solusi yang lebih inovatif dalam memecahkan masalah perubahan iklim.
Adhima dan timnya juga berharap bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan kepedulian dan kesadaran generasi muda terhadap isu perubahan iklim dan masalah lingkungan. Dengan demikian, diharapkan generasi muda dapat lebih peka dan peduli dalam menjaga lingkungan demi masa depan yang lebih baik.
Reporter: Satria Octavianus Nababan (Teknik Informatika, 2021)