GPC 2013: Wujudkan Seni sebagai Sarana Pembangunan Karakter
Oleh Shabrina Salsabila
Editor Shabrina Salsabila
Konser ini terbagi menjadi dua sesi yaitu penampilan piano pada sesi pertama dan penampilan gitar pada sesi kedua. Pada sesi pertama ditampilkan delapan buah lagu yang beberapa diantaranya merupakan karya-karya dari komposer musik piano ternama seperti Frederic Chopin dan Edvard Grieg. Selain itu ditampilkan pula karya Albert Lavignac, Galop-Marche, yang dibawakan oleh empat pianis sekaligus. Salah satu karya pianis Indonesia, Levi Gunardi, yang berkisah tentang perjalanan seseorang untuk menjadi penari yaitu The Dancer dibawakan dengan nuansa gamelan Jawa dan Bali.
Sesi kedua dibuka dengan sambutan dari Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof.Dr.Ir.Kadarsah Suryadi. Pada sambutannya malam itu Kadarsah menyampaikan bahwa dengan adanya konser ini menunjukkan bahwa ITB memandang penting seni sebagai sarana pembangunan karakter bagi para mahasiswanya sehingga tercipta keseimbangan dalam rasa dan rasio serta hard skill dan soft skill. Selain itu, dengan diadakannya konser ini menurut Kadarsah merupakan perwujudan dari semboyan ITB yaitu 'In Harmonia Progressio', bergerak bersama dengan harmonis.
Pada sesi kedua ini petikan gitar mengalun dengan indah dan harmonis. Bermacam-macam lagu ditampilkan pada sesi ini, diantaranya adalah Pizzicato, sebuah karya dari Leo Delibes yang digunakan untuk mengiringi pertunjukan balet "Sylvia" pada tahun 1876 dan Blue Ocean Echo hasil aransemen dari William Kanengiser yang dibawakan secara kuartet.
Konser yang tiketnya habis terjual dalam waktu kurang dari 30 menit dalam tiga hari ini diakhiri dengan penampilan dari ensamble gitar yang terdiri dari 37 gitaris. Ensamble ini membawakan lima buah lagu, diantaranya adalah soundtrack dari game Harvest Moon yang sangat terkenal pada tahun 2000an sampai Valentine's Day yang merupakan medley lagu-lagu bertemakan cinta dari tanah air yang menutup konser malam itu.