Grand Seminar ITB Entrepreneurship Challenge 2011: Berkontribusi untuk Indonesia Melalui Wirausaha

Oleh Shinta Michiko Puteri

Editor Shinta Michiko Puteri

BANDUNG, itb.ac.id - "Kewirausahaan bisa menjadi salah satu penopang dan inisiator kemandirian Indonesia," ujar Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan (WRURK), Dr. Ir. Puti Farida Marzuki, dalam sambutannya di Grand Seminar ITB Entrepreneurship Challenge (IEC) 2011. Seminar ini merupakan salah satu dari rangkaian acara IEC 2011 yang diselenggarakan pada Sabtu (19/02/10) yang bertempat di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga).

Seminar nasional ini bertujuan untuk menumbuhkan jiwa dan semangat entrepreneurship di kalangan generasi muda serta memberikan inspirasi untuk menjadi entrepreneur yang "sesungguhnya". Tema yang diusung adalah "Entrepreneur for Nation" yaitu bagaimana seorang entrepreneur dapat berkontribusi untuk Indonesia, yaitu salah satunya dengan memberikan nilai tambah kepada aspek lingkungan dan sosial.

Secara garis besar, seminar ini memberikan penjelasan mengenai kewirausahaan dari dua sudut pandang, yaitu dari kacamata pengusaha muda (start-up) yang perusahaannya berskala small-medium enterprise dan dari kacamata pengusaha profesional yang perusahaannya berskala big corporation. Seminar ini menghadirkan 7 pembicara, yakni Ananda Siregar (Pemilik Blitz Megaplex), Silverius Oscar Unggul (Social Entrepreneur of The Year 2008 Ernst & Young), Pandji Pragiwaksono (Pemilik REF Basketball Inc), Hendy Setiono (Pemilik Kebab Baba Rafi), Dahlan Iskan (Pendiri Jawapos Group, Direktur Utama PT PLN), Karmaka Surjaudaja (Pendiri Bank OCBC NISP), dan Hiramsyah Thaib (CEO Bakrieland).

Indonesia Membutuhkan Entrepreneur

"Perlu disadari bahwa  sekarang ini angka pengangguran terbuka di Indonesia mencapai sekitar 17,4%. Ditambah dengan angkatan kerja dan lulusan perguruan tinggi yang semakin bertambah, angka tersebut pasti akan semakin meningkat. Maka dari itu diperlukan banyak lapangan pekerjaan untuk dapat mengatasi masalah tersebut," ujar Hiramsyah yang juga memiliki usaha Komik Kafe. "Kalau semua melamar kerja, nanti siapa yang memberi kerja? Itulah pola pikir yang harus kita ubah. Indonesia membutuhkan entrepreneur muda," tambahnya.

Indonesia merupakan salah satu negara besar yang tergabung dalam G20. Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,1% tingkat konsumsi akan meningkat juga, maka ini sebenarnya merupakan peluang besar bagi entrepreneur muda.

 

Menjadi Seorang Entrepreneurship yang Dapat Berkontribusi Bagi Bangsa

Semangat dan daya juang merupakan hal yang terpenting dalam membuka suatu usaha. "Permasalahan dan hambatan akan selalu ada didalamnya. Pasti kita akan mengalami masa kegagalan, tetapi kuncinya adalah pilihan kita untuk terus bangkit atau tetap tertinggal," jelas Direktur Utama PT PLN (Persero), Dahlan Iskan. "Krisis akan membuat kita menjadi jauh lebih kuat," tambah CEO Bakrieland. Jika dianalogikan, belajar untuk menjadi seorang entrepreneur yang berhasil sama seperti belajar menaiki sepeda.

Menurut Hiramsyah, modal utama seorang entrepreneur ada 3, yaitu siap gagal, tidak takut menghadapi resiko, dan berani untuk belajar. Bisa menjaga komitmen juga merupakan salah satu prinsip yang penting yang harus dipegang oleh entrepreneur. Kepribadian juga menjadi faktor yang penting dalam keberhasilan berwirausaha. "Tidak berpikiran negatif, tidak mudah mengeluh, tidak manja, dan optimis merupakan kepribadian yang wajib dimiliki oleh entrepreneur," ujar Dahlan.

Pintar melihat peluang dan kesempatan merupakan salah satu kunci sukses. Ananda yang sangat berani mengambil resiko mendirikan bioskop BlitzMegaplex merupakan salah satu contoh entrepreneur yang pintar mengambil peluang yang ada.

"Saya terinspirasi dan membuat hati saya menjadi tergerak untuk mulai melakukan sebuah aksi dalam membangun entrepreneurship untuk Indonesia," ujar Randi Bachtiar (Teknik Mesin 2008) salah satu peserta dari grand seminar ini yang diwawancarai Kantor Berita.