Pembelajaran Human Metalearnig Bagi Para Dosen ITB

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami


BANDUNG, itb.ac.id-Dalam Webinar Human MetaLearning untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional, Lyra Puspa selaku President of Vanaya Coaching International membagikan materi mengenai proses pembelajaran yang seharusnya diterapkan baik oleh para dosen maupun untuk para mahasiswa, Kamis (6/5/2021).

Dia menjelaskan, terdapat perbedaan makna dari kata studying dan learning, walaupun dalam bahasa Indonesia kedua kata tersebut memiliki arti yang sama yaitu belajar. Studying memiliki arti yang hanya meliputi proses mengetahui suatu informasi atau ilmu lalu mengingat informasi tersebut, dan memahami informasi tersebut secara seksama (Know, Remember, Understand). Sedangkan dalam proses learning mencakup proses studying dan proses pembelajaran berikutnya.

Ia melanjutkan, learning melibatkan skill dan habit, atau kegiatan yang berulang. Lalu adanya respons petunjuk berupa award dan punishment yang dapat membentuk tingkah laku dan kebiasaan. Adanya pengalaman yang selalu diterima setiap saat akan membentuk pola pikir dan kepercayaan. Lalu adanya refleksi atas fakta menimbulkan pandangan dan makna.
Proses pembelajaran yang sesuai untuk mahasiswa

Menurut Lyra, seorang pendidik perlu menciptakan dan meningkatkan suasana belajar bagi mahasiswa yang sesuai dengan makna learning. Hal tersebut dikarenakan, pada dasarnya otak manusia merupakan mesin belajar yang tidak pernah berhenti. “Otak terus berpikir karena itu merupakan alat untuk bertahan hidup yang membuat manusia beradaptasi dan berkembang. Proses pembelajaran dapat terjadi secara sadar dan tidak sadar,” ujarnya.

Sebagai pendidik, dalam memberikan teori atau ilmu kepada mahasiswa, perlu adanya waktu jeda dan harus dalam bentuk yang sederhana, karena setiap orang memiliki kapasitas yang berbeda. Perlu adanya analogi atau metafora sehingga dapat membuat gambaran bagi mahasiswa. Lalu harus menerapkan suatu hal yang menyenangkan dan adanya tantangan kecil yang dapat meningkatkan semangat mahasiswa.

Cara meningkatkan keahlian

Berkaitan dengan keahlian, Lyra mengatakan, terdapat tiga tingkatan penguasaan seseorang terhadap suatu hal yaitu bisa (able), terampil (skill), dan menguasai (mastery). “Untuk dapat mencapai tingkat menguasai butuh adanya praktik, baik di lingkungan akademik maupun di lingkungan nyata seperti magang. Selain itu dibutuhkan mentor yang mampu membimbing. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan karakter yang kuat. Membangun karakter dapat dilakukan dengan dua metode yaitu dari eksternal dan internal,” ujarnya.

Sementara itu, untuk membentuk karakter yang permanen perlu dibuat dari dalam. Harus ada kesadaran serta keinginan yang kuat untuk memulai. Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran adalah dengan adanya pelatihan (coaching).

Dosen berperan sebagai pelatih (coach)

Pelatihan bertujuan untuk memfasilitasi serta membangkitkan kesadaran melalui pertanyaan yang bermakna yang perlu dijawab oleh diri sendiri. Tujuan dari coaching adalah untuk mengaktivasi fungsi otak. Yang harus dibangkitkan adalah clarity atau kejelasan. Seorang coach harus bisa menyadarkan apa hal yang dituju. Lalu yang kedua yaitu awakening, yaitu memunculkan kesadaran. Yang ketiga resolution, yaitu cara atau keputusan yg perlu dibuat berdasarkan alasan/kesadaran yang telah muncul. Dan yang terakhir empowerment, yaitu membangkitkan semangat untuk mearih apa yang diinginkan.

“Sebagai pendidik bukan hanya bisa memberikan ilmu, namun harus bisa menjadi seorang mentor yang memberikan hikmat, harus bisa menjadi panutan dalam memberikan contoh, dan harus bisa membangkitkan kesadaran,” ungkapnya.

Reporter: Tarisa Putri (Teknik Kimia, 2019)