GUVIRE: Herbal Penyerap Virus Influenza dalam Ruangan Karya Mahasiswa ITB

Oleh Mega Liani Putri

Editor Mega Liani Putri

BANDUNG, itb.ac.id - Sebagai negara tropis, Indonesia mengalami dua musim yakni musim kemarau dan musi penghujan. Pada fasa transisi musim, terjadi peningkatan infeksi dari berbagai virus pada manusia, salah satunya adalah influenza B. Sebagai solusi pencegahan terjangkitnya penyakit akibat virus Influenza B, tiga mahasiswa ITB yang terdiri dari Teguh Yassi Akasyah Putra (Teknik Metalurgi 2012), Vinskatania Agung Andrias (Teknik Geofisika 2012), dan Revityas Nanda Laksana (Manajemen Rekayasa Industri 2012) berinovasi menciptakan suatu produk yang diberi nama GUVIRE, sebuah Herbal Penyerap Virus. Dengan kandungan yang ada  pada GUVIRE, virus-virus di dalam ruangan dapat diserap dan diubah menjadi fasa dorman (tidak berkembang).

Nama GUVIRE diambil dari ketiga nama mahasiswa pembuatnya yakni Teguh, Vinska, dan Revityas. Pada awalnya produk ini dibuat untuk mengikuti inovasi karya tulis dalam acara Bioengineering Summit 2015 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Rekayasa Hayati (HMRH) ITB. Ide pembuatan GUVIRE berawal dari seringnya mereka melihat orangtua Revityas meletakkan potongan bawang merah di pojok rumah. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata bawang merah (Allium cepa L.) mengandung senyawa Allicin yang berfungsi sebagai antivirus, antibakteri, antijamur, serta antiradang untuk menyerap dan membuat dorman berbagai macam virus khususnya virus influenza yang ada di ruangan. Oleh karena itu, GUVIRE memanfaatkan khasiat dari Allicin yang ada pada bawang merah sebagai penyerap virus influenza B di udara.

Fermentasi Dua Ekstrak

GUVIRE merupakan hasil fermentasi dari ekstrak bawang merah dan ekstrak kulit jeruk (berbentuk serbuk). Cara pembuatan GUVIRE terbilang cukup sederhana. Bawang merah dicampur dengan air dan kemudian diblender. Setelah itu, hasil dari bawang merah yang telah diblender akan disaring dan dilakukan distilasi (penyulingan) untuk memisahkan kandungan air dari bawang merah. Pada tahap akhir, hasil proses sebelumnya dimasukkan ke dalam freeze dryer (alat pengering) yang setelah itu akan diperoleh bawang merah dalam bentuk serbuk. Freeze dryer dipilih karena memiliki keunggulan dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan, khususnya untuk produk-produk yang sensitif terhadap panas dengan tidak mengubah komposisi dari Allicin yang ada dalam bawang merah.

Mekanisme serupa dilakukan untuk mendapatkan esktrak kulit jeruk. Tujuan penggunaan ekstrak kulit jeruk antara lain untuk menyamarkan aroma bawang merah dan memberi aroma lain agar aroma bawang merah tidak terlalu pekat di dalam ruangan. Penggunaan kulit jeruk pada GUVIRE akan menghasilkan wangi yang membuat ruangan terasa lebih segar dan sejuk. Selain itu, aroma kulit jeruk juga bermanfaat dalam mengusir nyamuk.

Kesederhanaan Kemasan Mempermudah Pemakaian

Penggunaan GUVIRE cukup sederhana, produk ini dikemas dalam bentuk box seperti pengharum ruangan seukuran kotak biskuit sehingga hanya perlu diletakkan pada tempat yang diinginkan, seperti di sudut ruangan. Cara kerjanya pun mudah, GUVIRE yang telah dibuat disimpan di dalam rumah dan cukup diletakan di sudut ruangan kemudian dengan sendirinya produk ini akan menyerap berbagai macam jenis virus penyebab penyakit.

Mekanisme kerja dari GUVIRE dilakukan dengan melepaskan volatile, sebuah material yang mudah menguap  yang dilepaskan bawang merah. Kemudian volatile tersebut bereaksi dengan virus-virus pada ruangan dan membuatnya menjadi dorman. Penyerapan virus tersebut ditandai dengan perubahan warna GUVIRE yang sebelumnya berwarna putih menjadi warna hitam.

Walaupun untuk saat ini produk GUVIRE masih berupa penelitian, produk yang berhasil mencapai grand final Bioengineering Summit 2015 ini sempat diliput oleh berbagai media seperti Metro TV pada Dies Natalis ITB dan juga TVRI pada Maret 2016. "Diharapkan ada investor yang dapat mendukung pengembangan produk ini lebih lanjut, seperti memberi bantuan berupa teknologi dan alat," tutur Revityas. Mereka berharap produk ini untuk kedepannya dapat diproduksi secara massal sehingga memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat. Produk ini juga dapat dikembangkan sebagai tugas akhir bagi jurusan yang bersangkutan, seperti biologi sehingga dalam proses pengembangannya dapat lebih spesifik dan terarah.

ITB Journalist Apprentice 2016
Owen Nixon Jimawan (Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian 2015)

Sumber foto: Dokumen Pribadi