Hindari Gagap Finansial, ITB Bekali Mahasiswa dengan Literasi Manajemen Keuangan

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id — Manajemen keuangan merupakan salah satu problematika mahasiswa yang tidak dapat dipungkiri turut mempengaruhi pencapaian tujuan mahasiswa itu sendiri. Tak jarang kita menyaksikan atau malah mengalami sendiri fenomena mahasiswa gagap finansial yang ujung-ujungnya akan merepotkan diri sendiri, orang tua, hingga lingkungan pergaulan.

Dalam rangka membekali mahasiswa dengan literasi finansial, Program Studi Fisika menggelar webinar Pembangunan Karakter Pembelajar bertema “Manajemen Keuangan Pribadi: Mengelola Keuangan Pribadi dan Menyiasati Keterbatasan Finansial” pada Sabtu (4/3/2023). Acara tersebut menghadirkan pembicara yang berpengalaman di bidangnya yaitu Oktofa Yudha Sudrajat, Ph.D., dari Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB (SBM ITB).

Mengawali acara tersebut, Yudha menjelaskan bahwa pengelolaan keuangan tidak hanya terkait dengan sumber pemasukan, namun juga pengalokasian keuangan pribadi untuk segala jenis kebutuhan. Proses pengelolaan dan perencanaan juga penting karena keduanya merupakan alat kontrol keuangan yang sangat efektif apabila dapat dieksekusi dengan baik.

Dalam konteks ini Yudha mengibaratkan pengelolaan atau manajemen keuangan sebagai sebuah perjalanan, di mana ada awal, akhir, dan proses di antara keduanya. Titik awal atau starting point adalah kondisi finansial saat ini, sedangkan titik akhir adalah tujuan atau hasil yang ingin dicapai. Dalam perjalanan dari titik awal menuju titik akhir inilah mahasiswa harus belajar mengelola sumber daya uang dan waktu yang terbatas melalui perencanaan.

“Kenapa kita perlu melakukan financial planning? Jawabannya karena resources kita terbatas, terutama uang dan waktu. Kita memiliki tujuan-tujuan, sedangkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut kita dibatasi oleh sumber daya yang minim,” tuturnya.


Layaknya proses perencanan pada umumnya, perencanaan finansial terdiri dari beberapa tahap yang saling mempengaruhi satu sama lain. Tahap pertama adalah penentuan tujuan finansial (financial goal) yang menjadi titik akhir. Mahasiswa harus mengetahui tujuan finansialnya dengan baik dalam rangka memenuhi kebutuhan, bukan hanya keinginan. Tujuan finansial yang dibuat juga sebaiknya memenuhi kriteria SMART goals, yaitu Specific (spesifik), Measurable (terukur), Achievable (realistis dan dapat tercapai), Relevant (relevan), serta Time-bound (terikat oleh jangka waktu tertentu).

Langkah selanjutnya yaitu penentuan kondisi keuangan terkini sebagai titik awal melalui proses self-assessment. Proses ini memerlukan kesadaran individu dalam menilai status finansialnya sendiri. Untuk melakukan hal ini Yudha menyarankan penggunaan analisis SWOT untuk memetakan faktor-faktor internal maupun eksternal yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan. Setelah titik awal maupun akhir ditetapkan, mahasiswa dapat mulai merencanakan alokasi keuangan yang tersedia untuk mencapai tujuan berdasarkan skala prioritas masing-masing melalui proses budgeting.

Yudha menambahkan, “Pilihan-pilihan alokasi uang itu sebenarnya mencerminkan value dari seseorang. Value dari masing-masing orang tentu berbeda sehingga skala prioritasnya pun akan berbeda. Karena pada dasarnya ketika kita bicara manajemen, secara fundamental dapat digunakan semua orang. Hanya saja tujuan dan starting point-nya berbeda beda. Yang mana tujuan ini sangat dipengaruhi oleh value individu.”

Hal yang tak kalah penting dari semua itu adalah eksekusi dari rencana yang telah ditetapkan. Ketika tujuan telah ada, kondisi terkini telah diketahui, serta strategi telah dibuat, kunci keberhasilan manajemen keuangan selanjutnya adalah langkah aktualisasi yang sesuai dengan strategi awal.

Dijelaskan Yudha, rencana yang baik tidak akan berarti apa-apa tanpa eksekusi yang baik pula. Maka dari itu setelah aktualisasi rencana, dibutuhkan proses terakhir yaitu evaluasi dan pembaruan (evaluate and update) sebagai penyempurna manajemen keuangan pribadi. Melalui proses ini, mahasiswa dapat belajar dari kesalahan perencanaan sebelumnya, memperbaiki, lalu berupaya untuk melaksanakan skenario perencanaan baru sebaik mungkin.

Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota 2020)