HMPG ITB Selenggarakan Kegiatan Pembangunan dan Pemberdayaan Desa Binaan di Sumedang

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Himpunan Mahasiswa Teknik Pangan ITB (HMPG ITB) menjalankan salah satu kegiatan pembangunan dan pemberdayaan desa binaan di Desa Nanggerang, Kabupaten Sumedang. Mereka merancang sistem produksi kopi di desa tersebut.

Kegiatan bertema “HMPG Goes to Village” (HGTV) tersebut berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin ITB dan Keluarga Mahasiswa Teknik Industri ITB.
Di Nanggerang, mereka membina petani kopi mulai dari pemantauan tumbuh kembang kopi dengan pupuk, membuat alat pengupas dan pengering kopi, hingga membuat penyusunan strategi dan pelaksanaan pemasarannya.

Sosialisasi program pengabdian masyarakat kepada warga sekitar. (Foto: Yoel Enrico)

Selain berkolaborasi dengan HMM ITB dan MTI ITB, HMPG ITB juga berkolaborasi dengan dengan Gebrak Indonesia (Badan Semi Otonom di bawah naungan Kemenkoan Sosial Masyarakat Kabinet KM ITB) untuk mengolah tepung singkong menjadi mocaf yang merupakan tepung singkong modifikasi bebas protein gluten di Desa Cinta Asih, Kabupaten Bandung untuk memanfaatkan banyaknya pertanian singkong di Desa Cinta Asih, Kabupaten Bandung.
Kemudian, mereka juga mengedukasi masyarakat bagaimana cara memproduksi mocaf ini. Selanjutnya, agar skala jangkauannya semakin besar, produk mocaf ini akan dikomersialkan.

“DONAT”, Donasi untuk Masyarakat

Selain melakukan pembinaan, tim mahasiswa ITB juga menyelenggarakan kegiatan sosial masyarakat yaitu Donasi untuk Masyarakat atau yang dapat disebut “DONAT”. Program kerja ini sebenarnya sudah ada turun-temurun dari kepengurusan sebelumnya dan diselenggarakan kembali pada tahun ini. Dana donasi ini dikumpulkan oleh HMPG ITB dan juga dapat dikumpulkan melalui program donasi dari Kabinet KM ITB sehingga dapat diberikan kepada yang membutuhkan, seperti korban bencana alam.

Tim pengabdian masyarakat HMPG ITB (Foto: Yoel Enrico)

Selain itu, Divisi Sosial Masyarakat HMPG ITB juga memiliki program kerja yang tak kalah menarik pada masa kepengurusan yang lalu yaitu HMPG Literasyik. HMPG Literasyik merupakan program kerja yang bergerak dalam pembagian buku donasi dari HMPG ITB untuk Rumah Baca di Kuningan. Selain itu, di Rumah Baca ini, divisi Sosial Masyarakat HMPG ITB juga turut melakukan edukasi dan pengajaran dengan modul dan buku yang berisikan games dan materi.

Lantas, apa saja impact yang dihasilkan dari berbagai program kerja ini? Beberapa output yang telah dihasilkan di antaranya adalah proposal pengajuan dana ke Direktorat Kemahasiswaan ITB (DITMAWA ITB), perancangan alat pengeringan kopi, hingga survei terkait peningkatan skala produksi dari mocaf. Tentunya, berbagai kegiatan kemasyarakatan yang telah ditunaikan HMPG ITB memberikan manfaat jangka pendek dan panjang bagi massa HMPG ITB sendiri.

Selain itu, manfaat jangka panjang yang dapat diperoleh adalah peningkatan daya jual singkong dan kopi bagi masyarakat, wadah peningkatan jiwa sosial bagi massa HMPG ITB, serta menambah relasi dengan berbagai himpunan lainnya.

“Selain itu, kegiatan-kegiatan divisi Sosial Masyarakat HMPG ITB ini merupakan salah satu cara untuk ‘menabung’ tujuan besar HMPG ITB, yaitu memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat di sekitar Jatinangor, kembali lagi kepada salah satu dari Tri Dharma Perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat,” terang Lucyana, Kepala Divisi Sosial Masyarakat HMPG ITB.

Dari pergerakan sosial masyarakat, diupayakan juga agar pergerakan ini dapat menegaskan bahwa massa HMPG ITB tidak hanya bergelut di bidang akademik, tetapi juga peduli kepada masyarakat sekitar. “Kegiatan sosial masyarakat ini juga bukan hanya mengejar berbagai hal yang harus dipenuhi tiap tahunnya, namun juga bertujuan untuk lebih fokus pada setiap progres yang bermanfaat buat masyarakat dan massa HMPG ITB,” ujar Lucyana.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)