Honors Program Departemen Kimia: Menuju Academic Leaders Kimia (2)

Oleh Krisna Murti

Editor Krisna Murti

Nyatanya melalui evaluasi yang dilakukan berkala, tidak muncul keirihatian di kalangan mahasiswa lain. "Mahasiswa lain (non-honors program -red.) biasa aja," ungkap Ismunandar yang juga menjadi salah satu staf pengajar program ini, "Kawan-kawannya ya sudah terbiasa bahwa kawan-kawannya yang ikut program honors menerima tugas yang lebih banyak, presentasi yang lebih rumit." Hal senada juga diungkapkan oleh Muhamad. "Justru kelas menjadi hidup dengan keberadaan mereka," tambahnya, "kawan-kawannya juga dapat belajar banyak dari mahasiswa honors program. Mereka bisa mendapatkan ilmu yang lebih karena tugas-tugas serta presentasi mahasiswa honors program kan lebih rumit dan lebih luas." Evaluasi Pada jeda semester ganjil lalu telah dilakukan evaluasi sederhana mengenai keberadaan program honors. Hasilnya, kekhawatiran itu tidak terbukti. “Kami sering ngobrol dengan mahasiswa, berkenaan dengan program honors ini. Nyatanya tidak ada masalah apapun,” tutur Ismunandar. Evaluasi yang menyeluruh baru akan dilakukan Agustus 2005 ini, saat program ini resmi berusia setahun. “Nanti setelah evaluasi, baru akan terlihat secara nyata imbas positif program ini,” tambahnya. Program Sandwich: Menularkan pada Jurusan Lain Selain membuka program honors bagi mahasiswa sendiri Departemen Kimia juga membuka program honors bagi mahasiswa Ilmu Kimia dari perguruan tinggi lain. "Sebenarnya kami merasa belum siap membuka program ini ke luar karena usia program ini bahkan belum ada setahun," tutur Muhammad, "Tapi Dikti mendesak agar Honors Program ini segera dibuka untuk perguruan tinggi lain." Karena desakan inilah, program honors mulai dibuka bagi mahasiswa Ilmu Kimia perguruan tinggi lain mulai tahunajaran 2005-2006. Program Honors membuka tiga jenis sandwich. Pertama adalah program sandwich honors. Melalui program ini, mahasiswa Kimia terbaik perguruan tinggi lain belajar di perguruan tinggi tersebut selama dua tahun, lalu dua tahun terakhir masa belajar tahap sarjananya diselesaikan di Departemen Kimia ITB dengan mengikuti seluruh kurikulum program honors. Selain itu, bagi mereka yang tidak mau mengikuti seluruh kurikulum program honors, Departemen Kimia juga membuka dua jenis sandwich yang lain yaitu sandwich parsial dan sandwich tugas akhir. Sandwich parsial adalah program sandwich di mana pada masa dua tahun terakhir, mahasiswa Kimia terbaik dari perguruan tinggi lain turut pada kuliah program honors tertentu yang ia pilih sendiri. Selanjutnya, sandwich tugas akhir merupakan program sandwich di mana pada masa dua tahun terakhir, mahasiswa Kimia terbaik dari perguruan tinggi lain turut pada program honors dalam kerangka menyelesaikan tugas akhirnya. Untuk program sandwich yang terakhir ini, mahasiswa perguruan tinggi lain diharuskan memiliki co-pembimbing tugas akhir dari perguruan tinggi asal juga. Sertifikat sarjana akan diberikan oleh perguruan tinggi mahasiswa sandwich. Departemen Kimia hanya akan memberikan sertifikat honors dengan catatan yang berisi jenis program sandwich mana yang ia ikuti. “Ini bukan sekedar berbagi bagi orang lain, tapi juga semakin menyebarkan gagasan pentingnya memberikan perhatian yang lebih kepada mahasiswa yang berprestasi,” tutur Muhamad, “Tujuannya sehingga terbentuk semakin banyak academic leaders.” “Buntutnya adalah peningkatan daya saing bangsa,” tambah Ismunandar.